Sabtu, 04 November 2017

Sudah Jadi Tersangka Korupsi Masih Senyum, Punya Otak Gak?

Sudah Jadi Tersangka Korupsi Masih Senyum, Punya Otak Gak?

Berita Dunia Jitu - Tulisan ini adalah bentuk kekesalan saya kepada para pejabat yang tujuannya berkuasa hanya untuk memperkaya diri dan kerabatnya saja. Bahkan untuk mendapatkan kekayaan tersebut, mereka tidak segan-segan untuk mencuri uang rakyat yang jelas bukan haknya. Setelah pencurian itu diketahui oleh KPK, mereka mencoba mencari berbagai alasan untuk menghindari panggilan dari KPK.

KPK dipermainkan, bahkan ada yang kondisinya langsung kritis setelah KPK melayangkan surat panggilan kepada dirinya. Namun ajaibnya, kondisinya langsung sehat walafiat setelah status tersangka yang menjerat dirinya dihapuskan oleh pengadilan. Bahkan lebih dari itu, orang ini melaporkan orang yang memparodikan dirinya saat ia terbaring dengan begitu lemas dan tak berdaya di rumah sakit. Sudah status tersangkanya dicabut, orang lain sekarang malah jadi tersangka. Ingin ku berkata kasar rasanya.

Selain itu, masih banyak lagi pejabat bermuka tebal di Indonesia. Dia tercyduk dan terbukti mencuri uang rakyat dan menerima suap. Statusnya resmi dijadikan tersangka. Akan tetapi apakah ada penyesalan dari mereka karena telah melakukan hal tersebut? Sama sekali tidak ada rasa malu dalam diri mereka karena sudah melakukan hal tersebut. Bahkan mereka dengan lepasnya melayangkan senyum kepada wartawan yang meliput mereka. Tak hanya itu, mereka juga dengan entengnya mengatakan bahwa mereka didzolimi dan sedang menghadapi cobaan.

Senyum lepas yang mereka tunjukkan membuat saya emosi dan ingin rasanya melancarkan pukulan bertubi-tubi kepada mereka. Padahal jika melihat pendapatan yang mereka terima selama satu bulan saja sudah cukup untuk mencukupi kebutuhan primer, bahkan sekunder dan tersier mereka. Belum lagi dana tunjangan dan dana operasional yang membuat pendapatan yang mereka terima semakin banyak. Namun tetap saja penghasilan yang teramat banyak itu tidak membuat mereka puas. Ada saja sifat dasar mereka yang tamak yang merasa bahwa pendapatan sebesar itu belum cukup bagi mereka.

Bahkan saat mendapatkan hukuman penjara, hukumannya pun sangat ringan, bahkan lebih ringan daripada seorang nenek yang mencuri kelapa karena belum makan selama berhari-hari. Sudah ringan vonis yang dijatuhkannya, pejabat-pejabat ini mendapatkan remisi karena "kelakuan baiknya" dalam sel tahanan. Sebagai contoh anggaplah pejabat rakus muka tebal ini divonis enam tahun penjara. Pada akhirnya pejabat ini hanya menjalankan hukuman penjaranya selama tiga atau empat tahun. Pejabat ini mendapatkan remisi pada hari kemerdekaan, Idul Fitri, natal, sampai Idul Adha. Akhirnya pejabat kampret ini bisa bebas bahkan sebelum ia menjalankan vonis hukumannya.


Pada akhirnya ia bisa bebas lebih cepat dan bisa menikmati hasil curiannya dengan berpergian ke luar negeri dengan menggunakan pesawat first class, makan di restoran mewah, sampai mencari daun muda. Hukuman karena korupsi yang mereka lakukan mungkin hanya beberapa tahun. Tapi hasil korupsi yang mereka lakukan bisa dinikmati selama bertahun-tahun sampai anak-cucu pun masih bisa menikmati korupsi yang mereka lakukan.

Entah apa kata-kata yang tepat untuk diungkapkan kepada koruptor ini. Sebenarnya ingin sekali diri ini berada depan koruptor dan mencaci maki mereka sambil melayangkan pukulan berkali-kali. Tapi apa daya, diri ini hanyalah masyarakat kecil yang bahkan bisa ditindas kapan saja demi melancarkan korupsi yang dilakukan mereka. Padahal mencuri adalah suatu kejahatan yang sangat besar. Anda boleh saja menikmati harta dunia yang bukan hak Anda, tapi ingatlah selalu bahwa hukuman akherat akan menantimu. Sepuluh tahun atau 20 tahun kalian menikmati hasil korupsi tersebut, balasan atas perbuatan kalian diakherat akan kalian derita selamanya. Sekali lagi akan kalian derita selamanya.

Saya ingin mengapresiasi operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan KPK. Bagaimanapun ini adalah langkah yang sangat baik dari KPK yang terus membongkar bobroknya pejabat-pejabat kita yang menggunakan jabatannya untuk memperkaya dirinya sendiri. Namun saat pejabat tersebut memakai rompi oranye, tidak ada satupun rasa penyesalan dalam diri mereka. Bahkan tanpa malunya mereka melayangkan senyum ke arah media dan mengaku bahwa mereka sedang didzolimi. Pada akhirnya saya bertanya, mereka masih punya otak atau otaknya sudah tidak berfungsi lagi?

Saya kembali ingin menuntut pemerintah untuk memberikan hukuman yang lebih keras bagi para koruptor di Indonesia. Hukuman penjara saja tak cukup karena durasi hukumannya pun singkat ditambah potongan masa tahanan yang membuat ia hanya sebentar mendekam di penjara. Sebebasnya ia, ia bisa menikmati hasil curiannya itu dengan bebas. Minimal harus ada pemiskinan bagi koruptor tersebut agar nantinya dia tidak bisa menikmati hasil curiannya tersebut. Kalau bisa, Indonesia mengikuti Tiongkok yang menerapkan hukuman mati bagi para koruptor.

Korupsi adalah penyakit para pejabat di Indonesia sejak dulu. Oleh karena itu, diperlukan sebuah ketegasan yang bisa memberikan rasa takut kepada mereka untuk melakukannya. Sehingga pada akhirnya ada rasa enggan dari mereka untuk mencuri yang bukan haknya. Yah semoga saja ada hukuman lebih tegas bagi mereka para koruptor.

Sumber

Tidak ada komentar:
Write komentar