Senin, 30 Oktober 2017

Kali Grogol Menghitam dan Bau Busuk, Piye Kabare?

Kali Grogol Menghitam dan Bau Busuk, Piye Kabare?

Berita Dunia Jitu - Kami sedang mencari tahu penyebabnya dan akan segera ditindaklanjuti, Kemarin sudah dilakukan pengambilan sampel air Kali Grogol-Kyai Tapa. Hasil analisisnya akan keluar dalam dua pekan… Jadi limbah yang dibuang atau disalurkan ke sungai atau kali sudah di ambang batas aman,” ucap Kepala Suku Dinas Tata Air Jakarta Barat Imron Syahrin saat dihubungi Tempo pada Jumat, 27 Oktober 2017.

Sungai merupakan aliran air yang besar, mengalir terus menerus dari sumber menuju muara, dari hulu menuju ke hilir. Sungai pun merupakan tempat mengalirnya air hujan, biasanya sampai ke laut. Sungai yang merupakan bagian dari siklus hidrologi, biasanya membantu pendinginan suhu lingkungan, mengatur kadar oksigen pada lingkungan.

Manfaat sungai pun banyak, yakni untuk irigasi, bahan air minum, tempat pembuangan air hujan, bahkan di bisa digunakan sebagai objek wisata. Lihat saja sungai Gangga di India, Sungai Mississippi di Amerika, Sungai Nil yang membelah Afrika dan Asia, Sungai Amazon di Brasil, Yangtze di Tiongkok, dan pada akhirnya, Kali Angke di Grogol. Lucu.

Ngakak. Heboh. Super.
Bagi orang-orang tertentu, sungai dianggap sebagai tempat yang sakral. Namun lucunya, pendidikan orang Indonesia dan India rasanya belum cukup untuk mencerna fungsi-fungsi utama sungai. Maka tidak heran jika orang-orang semacam ini tidak merawat sungai. Pada artikel ini, saya tidak ingin menyalahkan gubernur dan wakil gubernurnya terlebih dahulu.

Mari kita reflektif, kita berpikir bersama-sama bahwa ini merupakan tanggung jawab kita bersama, sebagai warga. Kesalahan warga adalah mereka membuang sampah sembarangan ke sungai, dengan dalih tidak mau repot membeli kantong sampah, membuang sampah ke depan rumah, yang kemudian akan diangkut oleh petugas.

Pendidikan yang kurang, ditambah lagi terbiasa hidup kotor, menjadi ciri khas bagi warga yang malas. Maka tidak heran jika Ahok dengan kekeh menjalankan proses normalisasi sungai Ciliwung. Akibat yang ditimbulkan dari sampah yang dibuang sembarangan adalah tumpukan sampah yang akan bermuara pada sebuah tempat. Maka jika hujan, air tidak dapat disalurkan dengan baik, dan pada akhirnya akan menimbulkan banjir yang berkepanjangan.

Rasanya tidak berlebihan, jika saya berkesimpulan bahwa edukasi sangat diperlukan. Setelah kita melihat kepada tanggung jawab warga, kita pun harus lihat kepada tanggung jawab dari pengelola, dalam hal ini petugas kebersihan dan petugas tata air. Kali Grogol yang terletak dekat halte Transjakarta Grogol 2 membuat orang yang lewat di sekitarnya tutup hidung. Maka dalam hal ini, kita tahu bagaimana semerbaknya kali Grogol ini.


Bau yang menyengat, membuktikan bahwa daerah tersebut sudah tidak sehat lagi. Apakah ini adalah bentuk keberpihakan Anies Sandi pada sampah-sampah? Pasti tidak. Bau busuk yang menyengat, rasanya bukan disebabkan oleh sampah biasa atau limbah biasa. Namun bau yang menyengat muncul, pasti karena ada residu-residu atau bahan kimia yang tidak umum dibuang.

Bau busuk yang menyengat, tentu akan membuat warga sekitar hidup tidak sehat. Apa langkah konkrit yang harus dilakukan oleh pemerintah? Menurut kepala Sudin Tata Air, mereka harus menunggu dia minggu untuk hasil analisis. Iya, dua minggu menunggu hasil analisis. Namun apakah di dalam dua minggu tersebut, petugas tidak membersihkan kali?

Apakah hanya menunggu, menunggu dan menunggu tanpa kepastian seperti Sandiaga meminta warga menunggu hasil rembukan antara pemerintah dan PKL Tanah Abang? Ah rasanya ini bukan lagi masalah keberpihakan, melainkan keber….. Asudahlah…. Terlalu sulit kita membandingkan antara kinerja Ahok Djarot dan Anies Sandi, ibarat antara langit dan bumi, jika tidak ingin dikatakan sorga dan hahaha.

Memang kita harus setuju bahwa seluruh tugas tidak boleh kita limpahkan hanya kepada gubernur DKI Jakarta. Karena jika kita serahkan seluruhnya kepada Gubernur Anies, bisa saja seperti kasus banjir, ia akan mengatakan solusinya. Apa itu solusinya? Duduk bersama! Hahaha. Mungkin saja jika duduk bersama di depan kali, bau semerbaknya akan dihirup oleh pendukungnya sampai hilang. Inikah keberpihakan? Bukan! Jadi apa dong?

Sumber

Tidak ada komentar:
Write komentar