Sabtu, 04 November 2017

Anies Jangan Seperti Kacang Lupa Kulitnya


Berita Dunia Jitu - Pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang dikenal setelah pelantikan sering tampak selalu bersama dan harmonis. Dalam masa kerja belum sampai 100 hari seakan banyak menimbulkan kontroversi dalam keputusan dan kebijakannya. Sehingga menuai komentar yang pro dan kontra dikalangan elit maupun masyarakat umum.

Tidak menunggu waktu yang lama akhirnya pihak-pihak yang kecewa terhadap Anies akhirnya bertambah. Kali ini yang mengakui kekecewaannya adalah dari pendukung setia dan loyal yang tergabung dalam Alumni 212 yang menggelar peringatan Aksi 411. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengenang 1 tahun perjuangan alumni 212 yang salah satunya berhasil memasukkan Ahok kedalam penjara.

Kegiatan ini dilaksanakan di Masjid Al-Azhar, Jakarta Selatan. Kekecewaan Alumni 212 diakibatkan oleh Anies tidak menghadiri undangan dengan tidak memberikan alasan ketidakhadirannya. Padahal para pendukung tersebutlah yang secara kasat mata yang menghantarkan Anies bersama Sandi dapat melenggang duduk di kursi penguasa DKI. Jakarta.

Kekecewaan itu disampaikan oleh Eggi Sudjana yang merupakan pengacara sekaligus penasehat Alumni 212. Secara pribadi Eggi menyatakan bahwa dirinya adalah senior Anies Baswedan di organisasi kemahasiswaan terbesar saat ini di Indonesia. Penulis berharap alumni 212 tidak mengambil keputusan yang sama seperti kelompok buruh menarik dukungan terhadap pasangan Anies dan Sandi.

Berikut petikan berita tentang kekecewaan Alumni 212 :

"Kalau bicara kecewa, pasti. Kecewanya adalah, kenapa dia (Anies, red) nggak prioritaskan. Kan subuh-subuh dia nggak ada kegiatan. Mana ada kegiatan kantoran dalam konteks kerja DKI," ujar Eggi kepada wartawan di Masjid Al-Azhar, Jakarta Selatan, Sabtu (4/11/2017). “Eggi lantas menyindir Anies lewat sebuah pribahasa 'seperti kacang lupa pada kulitnya'. Menurut dia, jangan sampai alumni Aksi 212 menilai Anies cuma memanfaatkan mereka saat masa kampanye Pemilihan Gubernur DKI Jakarta."Jangan sampai umat Islam yang dukung dia dengan ikhlas sekarang butuh hadirnya dia, dia nggak hadir. Itu artinya dia cuma memanfaatkan kita," ujarnya.

Ketika alumni 212 sempat menarik dukungan terhadap gubernur saat ini. Memang secara langsung tidak akan berdampak sama sekali karena Anies telah dilantik dan berhak menjadi Gubernur selama 1 (satu) periode ataupun 5 (lima) tahun di ibukota negara Indonesia tersebut. Kursi gubernur tidak akan dapat ditarik kecuali Anies terbukti melakukan kesalahan fatal yang melanggar peranturan dan Undang-Undang yang berlaku.


Oleh karena itu, Dampak yang dapat dirasakan oleh Anies jika alumni 212 mendeklarasikan pencabutan dukungan adalah stabilitas DKI. Jakarta pasti akan terganggu. Sama halnya ketika kepemimpinan sebelumnya, Dimana aksi-aksi yang dilakukan alumni 212 secara kasat mata sangat berdampak terhadap jalannya pemerintahan di Ibukota.

Selain stabilitas terganggu yang paling memungkinkan terjadi, Jika Anies mempunyai ambisi untuk menjadi orang nomor 1 (satu) di Indonesia dapat dipastikan akan sulit untuk dicapai karena sudah ada kekecewaan para konstituen yang berada di DKI. Jakarta. Kekecewaan itu pasti akan menjadi isu yang menyebar kencang keseluruh penjuru Indonesia.

Tidak hanya ambisi menjadi Presiden yang dapat dipastikan tidak akan dicapai. Tetapi ketika kepriodean ini selesai, Anies yang berkeinginan untuk memenangkan periode ke 2 (dua) pun akan bersusah payah karena sudah ada beberapa kelompok yang menyatakan secara langsung dan menarik dukungan terhadapnya.

Celah kekecewaan ini lah yang akan dimanfaatkan oleh Wakil Gubernur Sandiaga Uno yang pernah dibentak oleh tukang ojek. Sandi akan memanfaatkan untuk mencalonkan diri sebagai calon gubernur menjadi saingan Anies yang merupakan mantan menteri pecatan dan mantan rektor Universitas Paramadina.

Memang rumit jika suatu kemenangan untuk meraih kekuasaan dibumbui dengan cara-cara yang kurang elegan seperti kontrak politik dengan masyarakat yang tidak logis serta sulit untuk direalisasikan, mengembangkan isu diakar rumput memakai politik identitas, dan lain-lain yang telah dibuktikan oleh para pakar-pakar yang memiliki kemampuan dan wawasan untuk mengkritik.

Penulis berpesan kepada sahabat pembaca jangan pernah langsung percaya dengan janji-janji calon pemimpin yang secara logika akan sulit direalisasikan. Sama halnya dengan promosi-promosi perusahaan investasi yang terkadang akan menjajikan bunga uang yang sangat jauh perbedaannya dengan bunga di bank. Dapat dipastikan investasi tersebut bodong ataupun ada unsur penipuan, Kita sudah banyak melihat pemberitaan tentang investasi bodong di televisi dan sosial media.

Kesalahan yang besar, jika kita memilih pemimpin yang kesantunan hanya menjadi kosmetik belaka, janji-janji program bersifat bodong, dan pemimpin yang tidak berpihak kepada rakyat seperti “kacang lupa akan kulitnya”. Ketika kita selalu mengulang kesalahan yang sama dengan memilih pemimpin yang tidak tepat. Maka dampak dari kesalahan itu akan menimbulkan kekecewaan akut dan kita hanya bisa menyesal tidak akan bisa memutar ulang waktu.

Sahabat Seword demi kemajuan bangsa dan kesejahteraan kita sebagai rakyat, Selayaknya kita harus memilih yang memang telah teruji melayani dan bekerja. Jangan pernah lagi kita ulang kesalahan dengan memilih seorang pemimpin seperti ”membeli kucing dalam karung”. Padahal kucing tersebut adalah kucing liar yang belum jinak dan akhirnya mencakar dan membahayakan kita sendiri.

Sumber

Tidak ada komentar:
Write komentar