Jumat, 03 November 2017

Kaum Buruh Baru Sadar Kalau Ditipu Anies Ancam Cabut Dukungan

Kaum Buruh Baru Sadar Kalau Ditipu Anies Ancam Cabut Dukungan

Berita Dunia Jitu - Hari ini Ketua Departemen Infokom dan Media Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Kahar S Cahyono mengatakan, penetapan UMP yang didasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan tidak sejalan dengan janji kampanye Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno sehingga mereka kecewa. Kahar menilai Anies tak berbeda dengan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang menetapkan UMP berdasarkan PP No 78. Bahkan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menganggap janji Anies yang diberikan ke buruh adalah lip service. Tidak cukup itu saja, Said Iqbal mengatakan bahwa Ahok jauh lebih berani dan ksatria dalam memutuskan UMP 2016, ketimbang Anies-Sandi yang lebih mengumbar janji dan mengingkari janjinya sendiri. Singkat kata, dari pernyataan itu saja sudah menunjukkan bahwa kaum buruh menyesal telah mendukung Anies, jika sejarah bisa diulang mereka pasti akan memilih Ahok. Baru sebulan dilantik saja sudah mulai ada kelompok pendukung Anies yang kecewa dengan janji manis namun palsunya. Baru tahu ya kalau Anies itu bermulut manis tapi beracun dan penuh dusta?

Saya cuma bisa geleng-geleng kepala, kenapa baru sadar sekarang? Bukankah Ahok sudah mengatakan bahwa penetapan UMP harus mengacu pada PP No 78. Saat kampanye pun Ahok tidak pernah mengubah pernyataan ini. Ahok tetap jujur, kalau bisa ya dibilang bisa, kalau tidak ya dibilang tidak. Sayangnya kaum buruh lebih menyukai janji-janji manis Anies yang berjanji bahwa jika dia terpilih maka penetapan UMP tidak akan mengacu pada PP No 78. Akhirnya satu lagi janji Anies terbukti palsu karena janji kampanye Anies ini menabrak aturan dan orang yang tahu hukum pasti tahu hal tersebut. Sayangnya buruh adalah kelompok yang buta hukum dan suka dengan janji-janji manis sehingga mereka lebih suka dengan janji manis Anies yang penuh dusta di belakang daripada perkataan Ahok yang mungkin tidak enak namun jujur dari awal sampai akhir.

Taktik yang digunakan oleh Anies sama persis dengan taktik Vladimir Lenin ketika menipu kaum buruh di Rusia untuk menggulingkan pemerintahan dengan iming-iming kesetaraan untuk kaum buruh. Akhirnya janji Lenin memang terpenuhi, ada kesetaraan di Uni Soviet, kesetaraan dalam penderitaan. Semua rakyat sama-sama menderita, kecuali segelintir kelompok elit partai komunis. Sejak saat itulah buruh mendapat predikat "Useful Idiot" karena mudah ditipu oleh janji-janji manis. Mirip kan? Jika di Rusia, komunis menggunakan buruh untuk menggulingkan pemerintahan Tzar, di sini Anies dan kelompoknya menggunakan buruh untuk menurunkan gubernur terhebat yang pernah dimiliki Jakarta. Malah mungkin buruh di Jakarta lebih bodoh daripada buruh Rusia di jaman Tzar karena kondisi buruh Rusia saat itu sedang terpuruk akibat pemerintah Tzar yang otoriter dan ikut dalam Perang Dunia, sehingga mereka berontak dan tidak sadar kalau ditipu oleh ideologi komunis. Sedangkan kondisi buruh di jaman Jokowi-Ahok berbeda. UMP di jaman Jokowi-Ahok sempat naik banyak, namun para buruh membalas air susu dengan air tuba, sekarang mereka menyesal namun sudah terlambat.


Dalam dunia investasi, jika suatu investasi atau janji terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, biasanya itu adalah penipuan. Persis sama dengan semua janji Anies, semua janjinya muluk-muluk, ternyata bodong semua. Buruh mau menarik dukungan mereka terhadap Anies karena merasa tertipu? Itu sama saja dengan korban investasi bodong mau menarik dana mereka, padahal dananya sudah dibawa lari.

Bagi warga Jakarta, termasuk kaum buruh Jakarta, nasi sudah menjadi bubur, emas sudah ditukar dengan besi berkarat. Saya yang awalnya iri dengan warga Jakarta malah sekarang bersyukur bukan warga Jakarta. Kesalahan ada pada warga Jakarta sendiri yang mau dihasut untuk mengutamakan agama dibandingkan kinerja. Jika warga Jakarta yang membaca artikel ini telah sadar telah tertipu, ada cara untuk membalas dendam dengan elegan, yaitu jangan memilih pendukung Anies di pemilu nasional yang akan datang. Ya, jangan pilih Prabowo, Gerindra, PKS, dan PAN. Kelompok inilah yang telah menipu warga Jakarta, merekalah yang menawarkan besi berkarat kepada warga Jakarta. Jangan mau tertipu lagi, keledai saja tidak jatuh dua kali di lubang yang sama. Untuk warga non-Jakarta, belajarlah dari kesalahan warga Jakarta dalam memilih pemimpin, jangan salah pilih di pemilu nasional nanti. Kita buat Prabowo, Gerindra, PKS, dan PAN terpuruk dalam pemilu nasional yang akan datang, itulah balas dendam kita!

Sumber

Tidak ada komentar:
Write komentar