Minggu, 17 September 2017

Filosofi Pentol Korek Dari Zaman Dahulu

Filosofi Pentol Korek Dari Zaman Dahulu

Berita Dunia Jitu - Ketua Umum sekaligus Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto menyampaikan orasi dalam Aksi Bela Rohingya 169 di Monumen Patung Kuda, Jakarta, 16 September 2017. Dalam orasi tersebut Prabowo mengatakan jika bantuan yang dikirim oleh pemerintah Indonesia hanyalah sebuah Pencitraan.

Jujur, saya kaget, gusar, sedih, merana, gelisah dan ngakak ketika membaca berita bahwa Prabowo mengatakan hal seperti itu. Sebagai mantan capres, dan kemungkinan besar menurut analisa saya akan menjadi mantan capres lagi, saya yakin anda pasti tahu tentang data negara dengan penduduk yang beragama Islam terbanyak di dunia.

Berdasarkan data yang dikutip dari CIA World Factbook, agama Islam merupakan agama terbesar kedua di dunia. Sebanyak 23,2% penduduk di dunia ini menganut Agama Islam. 3% dari 23,2% tersebut adalah penduduk Indonesia. Negara kita yaitu Indonesia merupakan Negara dengan Jumlah Penduduk Islam terbanyak di dunia, sebanyak 225,25 juta jiwa atau sekitar 87,2% dari keseluruhan jumlah penduduk Indonesia menganut agama Islam.

Jadi jika pemerintah Indonesia mengirim bantuan kepada para pengungsi rohingya, itu bukanlah merupakan pencitraan, itu adalah sebuah responsibility terhadap sesama pemeluk agama, disamping juga ikut bertanggung jawab karena penduduk Indonesia juga merupakan penduduk dunia. Sampai disini sudah paham belum Pak dengan maksud saya?.

Prabowo juga menyampaikan “kalau diri sendiri enggak beres, gimana mau didengar bangsa lain“. Saya yakin dirumah Pak Prabowo di Hambalang sana pasti ada televisi, minimal radio lah, dan pastinya Pak Prabowo juga sudah melihat dan mendengar dari televisi atau radio jika Menteri Luar Negeri Indonesia merupakan utusan dari negara sahabat pertama yang diterima oleh pemerintah Myanmar guna membahas isu tentang rohingya.

Lalu yang dinilai dengan “diri sendiri tidak beres” oleh Pak Prabowo ini maksudnya yang bagaimana?. Mungkin televisi dan radio di Hambalang yang tidak beres, karena kebanyakan nyiarin berita tidak benar.

Prabowo juga menambahkan, “kaum muslim di Indonesia harus bisa menunjukkan citra Islam yang sejuk, pintar, dan tenang. Bila ada yang menindas muslim di tempat lain, menurut Prabowo, muslim Indonesia harus mampu menunjukkan dia bisa melindungi umat beragama lainnya“.

Mungkin kata-kata Prabowo ini sangat cocok ditujukan untuk para anggota saracen, kepada para pengeroyok & pembakar sesama muslim di bekasi, para kaum bumi datar, dan para kaum onta yang sedang melarikan diri ke padang pasir, agar mereka semua sadar bahwa islam di Indonesia ini sejuk, pintar dan tenang.


Selain Prabowo yang ikut dalam acara tersebut, ada juga yang namanya Amien Rais yang juga turut dalam acara tersebut. Berbeda dengan Prabowo yang mengatakan bantuan pemerintah Indonesia untuk para pengungsi rohingya hanyalah sebuah pencitraan, Amien Rais dalam orasinya pada acara tersebut mengatakan “Jadi rezim Jokowi ini mempunyai tugas konstitusional yang harus dilaksanakan, yaitu menghentikan penindasan, terutama di Rohingya“.

Saya bingung dengan orasi Amien Rais tersebut, kenapa sepertinya dimata Amien Rais, Jokowi adalah orang yang paling bertanggung jawab atas semua hal yang terjadi di dunia ini. Lalu, pesanan pecel lele saya sore tadi yang datang tidak sesuai seperti harapan saya apakah juga salah Jokowi ya Pak Amien?. Tolong dijawab Pak Amien, pesanan pecel lele saya sore tadi yang tidak sesuai dengan harapan saya salah siapa?, karena ini semua berhubungan dengan hajat hidup perut saya.

Janji jalan dari Jogja ke Jakarta aja sampai sekarang belum dilaksanakan, kok malah berani nuding-nuding orang. Jarimu yang satu itu memang menunjuk ke arah lawanmu, tapi keempat jarimu yang lain itu menunjuk ke dirimu sendiri ketika kamu sedang menuding orang lain. Janji itu adalah hutang dan hutang itu harus dilunasi, tidak boleh tidak.

Dan terakhir, pentol korek mah selalu gitu, punya kepala tapi gak punya otak, digesek menyala. Melakukan pencitraan dengan menuding orang lain melakukan pencitraan. Yang salah dibilang benar, yang benar dibilang salah. Yang jahat dibilang baik, yang baik dibilang jahat. Yang ikhlas dibilang munafik, yang munafik dibilang ikhlas, yang suka bakar sekolah cuma demi dapat proyek. Yang tiba-tiba pergi ke Arab karena kebongkar kedoknya dan yang suka langsung tiba-tiba lupa ingatan jika punya teman yang terciduk polisi karena kasus pidana.

Sumber

Tidak ada komentar:
Write komentar