Jumat, 01 September 2017

Presiden Bisa Saja Maafkan Jonru Tapi Tidak Rakyat Dan Pendukungnya

Presiden Bisa Saja Maafkan Jonru Tapi Tidak Rakyat Dan Pendukungnya

Berita Dunia Jitu - Ada dua cara yang membuat orang terkenal. Pertama dengan cara positif seperti memiliki banyak prestasi, menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat dan menjalani hidup dengan penuh perjuangan sehingga menarik perhatian orang untuk menjadikannya sebagai teladan. Cara ke dua yaitu dengan cara negatif. Terkenalnya pun karena keburukan, seperti perampok dan pembunuh sadis, teroris, koruptor dan penebar kebencian.

Salah seorang diantara yang negatif ini adalah Jonru Ginting. Hampir semua orang Indonesia dari Sabang sampai Meraueke, dari Miangas sampai Rote mengenal Jonru. Apalagi Jonru pernah jadi narasumber di acara ILC. Tentu namanya akan  semakin bersinar sebagai idola remaja dan dewasa. Wajahnya yang muncul di TV juga akan menambah pundi-pundi follower twitternya.

Jonru mulai populer sejak tahun 2014 yang lalu. Sebelumnya dia hanya orang biasa yang tidak terkenal berstatus sebagai pegawai kantoran di perusahaan internet serive provider di bagian content editor. Bertepatan dengan momentum Pilpres 2014 Jonru mencari peruntungan lewat media  sosial. Dia mengunggah status mengenai presiden Jokowi dengan mengatakan Jokowi adalah satu-satunya calon presiden yang belum jelas siapa orang tuanya. Jonru juga  menyayangkan kalau kursi presiden yang prestisius dipegang oleh Jokowi.

Saat Pilpres 2014 terdapat dua pasangan Capres/Cawapres yaitu Jokowi-JK dan Prabowo Hatta. Melihat tindakannya yang agresif menyerang Jokowi sepertinya Jonru berada di kubuh sebelah atau pendukung Capres kalah. Apalagi Jonru adalah kader PKS partai pendukung Prabowo. Namun cara Jonru  yang merendahkan Jokowi tidak meninggikan martabat pimpinan partainya dan Capres yang dia dukung.

Jonru yang menghina Jokowi melalui media sosial kemudian dipersoalkan kembali oleh Akbar Faisal pada saat acara ILC di TV One, selasa (29/8/2017). Anggota DPR Fraksi Nasdem ini sudah lama mengenal Jokowi dan tahu lebih banyak tentang Jokowi dari Jonru. Dengan nada kesal bin kecewa Akbar Faisal kemudian mempertanyakan apakah benar Jonru mengunggah seperti itu. Tidak bisa mengelak Jonru terpaksa mengakuinya.

Akbar Faisal kemudian meminta polisi menangkap Jonru. Aktivis Sosmed tidak gentar dan menantang balik dengan mengatakan tidak takut. Jonru juga membela diri dengan mengatakan yang dia lakukan terhadap Jokowi bukanlah penghinaan.

Tidak lama setelah acara ILC, Jonru kemudian mengunggah status facebook dengan mengatakan Akbar Faisal telah memelintir ucapannya dengan mengatakan telah memfitnah Jokowi. Jonru juga dengan penuh percaya diri mengatakan telah berhasil menjebak Akbar Faisal. Menurut Jonru dia mendamprat Akbar Faisal sehingga Akbar Faisal jadi bingung. Bahkan menuduh Akbar Faisal pintar memutar balikkan fakta.

Postingan tidak terpuji Jonru yang kembali mencuat menuai kemarahan masyarakat dan pendukung Jokowi. Sebagaimana kita tahu bahwa Jokowi bukanlah presiden yang dapat jabatan dari garis keturunan atau hadiah, tapi melalui perjuangan dan dukungan rakyat. Jokowi terpilih sebagai presiden karena didukung oleh setengah lebih rakyat Indonesia.


Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa pendukung Jokowi bermacam-macam, mulai dari yang paling lembut sampai garis keras. Sebenarnya kalau orang normal akan segan dan mikir 10 kali untuk menyerang presiden Jokowi.

Menanggapi tindakan Jonru, istana tidak akan memperkarakan dan telah memaafkan Jonru. Terlalu kecil bagi Jokowi kalau harus mengurusi Jonru kata Teten Masduki kepala Staf Presiden, masih banyak hal yang lebih penting lagi. Presiden bertugas mengurusi bangsa sebesar ini, sehingga ngapain nanggapin Jonru, begitu kata Teten.

Sepertinya kebaikan Jokowi tidak membuat Jonru semakin bebas menghujat presiden. Tidak dipermasalahkan istana Jonru justru diperkarakan oleh pendukung Jokowi. Kamis (31/8/2017) Jonru dilaporkan oleh Muannas Al Aidid ke polisi atas ujaran kebencian di media sosial, sesuai dengan Pasal 28 ayat 2 juncto Pasal 45 ayat 2 UU RI No 19 Tahun 2016 tentang Perubahan UU RI No 11 Tahun 2008 tentang ITE.

Pelaporan ini ancaman bagi Jonru. Walau mengaku dibela oleh pengacara papan atas namun Jonru akan berhadapan dengan polisi untuk mempertanggunjawabkan perbuatannya. Tidak menutup kemungkinan sel tahanan akan menjadi tempat Jonru atau ikut-ikutan jadi pengecut kabur ke Arab.

Belajar dari Jonru, jangan coba-coba menzalimi pemimpin baik dan banyak pendukung. Karena pemimpin bisa saja memaafkan tapi belum tentu pendukungnya. Kemudian jangan coba-coba melanggar hukum. Karena tidak semua orang berani mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan hukum. Telah ada contoh, yang beberapa waktu lalu makan nasi kebuli bersama Fadli Zon

Sumber

Tidak ada komentar:
Write komentar