Jumat, 01 September 2017
Najwa Shihab yang Berkualitas
Berita Dunia Jitu - Setelah delapan tahun menghiasi layar kaca Indonesia, tayangan Mata Najwa kemarin malam (30/08/17) menjadi episode terakhir dari perjalanan panjangnya. Tak tanggung-tanggung, tercatat lebih dari 500 episode pernah ditayangkan dalam rangkaian gelaran Mata Najwa. Mengusung tajuk “Catatan Tanpa Titik”, sepertinya benar-benar menjadi moment perpisahan dari tuan rumah Mata Najwa yaitu Najwa Shihab. Bisa dipastikan kita tidak akan pernah lagi menyaksikan acara talk show yang sering membuat narasumbernya “biyayak an” ini.
Nana -panggilan akrab Najwa Shihab- merupakan salah seorang jurnalis yang memiliki ciri khas tersendiri. Selain sangat profesional, Nana tergolong sosok yang cerdas dalam membawakan acara talk show. Kehadirannya dalam Mata Najwa selalu dinantikan oleh jutaan penggemarnya. Baik itu penonton di studio maupun pemirsa layar kaca di rumah, seolah ditarik oleh sebuah magnet yang sangat kuat untuk selalu mengikuti tayangan Mata Najwa.
Bahkan jika tidak sempat hadir atau terlewatkan 1 episode saja, para penggemar fanatiknya akan mencari unggahannya di media digital. Saya saja yang bukan termasuk fans ekstrim Mata Najwa, tidak jarang berusaha menonton rekaman digitalnya jika tidak sempat menonton di televisi. Terkadang jika saya merasa sebuah episode itu sangat menarik bagi saya, saya bela-belain download meskipun kuota internet sedang sekarat. Haha.. Luar biasa bukan?!
Sebenarnya jika ditelisik dari satu sisi pandang, Mata Najwa merupakan sebuah tayangan yang orientasinya adalah bisnis bagi stasiun televisi yang menyiarkannya. Jadi tidak ada yang salah ketika acara ini harus berakhir. Ibaratnya, sebuah produk itu ada masa edarnya. Kapan pihak produsen berniat menghentikan sebuah produknya, saat itu pula orang lain tidak punya hak untuk melarangnya.
Akan tetapi bagaimanapun juga jika dilihat dari sisi lain, Mata Najwa memiliki sebuah nilai lebih. Kontribusinya dalam berpartisipasi membangun bangsa terlihat menonjol dan sangat bisa dirasakan. Tayangan Mata Najwa seringkali (jika tak boleh dibilang selalu) menguak berbagai fakta dari banyak peristiwa dengan gaya yang berbeda. Hal ini dikarenakan “Sang Tuan Rumah” yang senantiasa memancing narasumber dengan pertanyaan-pertanyaan tajamnya.
Setiap narasumber yang dihadirkan selalu “dipaksa blak-blakan” tentang sesuatu yang ditanyakan kepada mereka. Selain karena kualitas seorang Nana, tentunya juga karena tim kreatif Mata Najwa yang memang kumpulan orang yang patut diacungi jempol. Begitu banyak narasumber dengan beragam latar belakangnya sudah pernah dihadirkan di Mata Najwa. Mereka duduk bersama membicarakan sebuah topik berdasarkan sudut pandang masing-masing.
Entah apa alasan pastinya, Mata Najwa telah berakhir. Kita tak akan lagi menyaksikan bagaimana para narasumber saling adu argumen, bahkan tak jarang mereka saling serang. Tak sedikit pula narasumber yang berada di panggung Mata Najwa terpancing untuk mencurahkan segala uneg-unegnya, mereka menceritakan segala keluh kesahnya dalam bidang kehidupan masing-masing. Linangan air mata juga kerap mewarnai kisah yang mereka beberkan.
Informatif, inspiratif, canda tawa, kesedihan, air mata, emosional dan lain sebagainya menyertai menjadi beberapa alasan yang membuat Mata Najwa memiliki begitu banyak penggemar. Sederhananya, diakui atau tidak, Mata Najwa adalah salah satu panggung demokrasi yang luar biasa. Saya yakin pembaca Seword.com mampu menceritakan dengan lebih baik mengenai apa yang saya maksud tersebut.
Seperti kita ketahui bersama, dengan berakhirnya acara ini, tidak sedikit orang yang merasa kehilangan. Para penggemar berat Mata Najwa akan merindukan sosok Nana yang cerdas dengan gaya ceplas ceplos serta tawanya yang renyah.
Meskipun sudah berjalan sekitar sewindu, namun tak ada yang menduga bahwa Mata Najwa akan berakhir sampai di sini. Publik dibuat terkejut dengan berhentinya Mata Najwa yang terkesan “tiba-tiba”. Berbagai spekulasi berkembang di masyarakat luas. Mulai dari yang menyimpulkan bahwa Nana akan pindah ke televisi lain hingga ada rumor yang mengatakan bahwa ia akan masuk dalam jajaran Kabinet Presiden Jokowi.
Ada pula yang menduga bahwa keputusan menyudahi Mata Najwa adalah akibat dari wawancara ekslusif dengan Novel Baswedan. Ada yang melihat dari wawancara tersebut Nana telah menemukan “sesuatu” sehingga ia memutuskan untuk berhenti. Dari semua itu, pada akhirnya hanya keluarga besar Mata Najwa lah yang tahu persis apa penyebabnya. Sampai detik-detik terakhirpun Nana seolah enggan mengemukakan alasan logis dari penghentian talk show mingguan di televisi milik Surya Paloh tersebut.
Hanya satu hal yang sudah jelas-jelas terkorfirmasi, yaitu bahwa Najwa Shihab sampai detik ini masih akan tetap berada di dunia jurnalistik. Ia tidak (lebih tepatnya belum) berniat terjun ke ranah politik praktis seperti dugaan banyak orang orang. Putri dari Ulama’ kharismatik Profesor Qurais Shihab ini menyatakan bahwa menjadi seorang jurnalis itu membuat dirinya merasa lebih bisa bermanfaat bagi orang lain ketimbang menjadi politisi. Mau tidak mau, semua orang harus menghargai dan mendukung keputusan yang ia ambil.
Untuk saat ini, mari kita biarkan Nana “berhenti sejenak demi memulai sebuah kisah baru dalam karya yang lebih besar”. Di manapun tempatnya, saya kira sosok sekelas Najwa Shihab ini pasti akan mampu memberikan karya terbaiknya demi bangsa dan negara.
Mata Najwa telah berakhir, Najwa Shihab pun akan jarang kita lihat tampil di televisi. Kita tidak pernah tahu hal ini berlangsung sampai kapan. Yang jelas, banyak dari kita yang akan merindukan kehadiran wajah Najwa Shihab.
Pertanyaan-pertanyaannya yang menodong para politisi,
Caranya membawa suasana yang sangat piawai,
Narasinya yang mengaduk-aduk emosi hati,
Catatannya yang selalu memberi inspirasi,
Tatapan matanya yang khas sekali,
Juga canda tawanya yang tak melukai hati,
Dan masih banyak lagi yang tak mungkin saya sebut semuanya di sini.
Seperti itulah jika seseorang itu memiliki nilai lebih, mentor saya menyebut orang seperti itu dengan istilah a valuable person. Berbeda dengan Si Anu yang tampil di sebuah talk show beberapa hari yang lalu. Jangankan dirindukan, mendengar namanya saja tak sedikit orang yang mendadak pusing perutnya. Parahnya, ada sebagian teman yang mengatakan bahwa gadgetnya bisa eror jika dipakai untuk menyimpan foto dari orang berinisial J tersebut. Hahaha….
Saya bukan orang yang pandai bercerita, tapi saya yakin Anda adalah orang yang pandai dalam memahami maksud saya.
Selamat Hari Raya Idul Adha bagi semua pembaca yang merayakannya. Terima kasih!
Sumber
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Write komentar