Berita Dunia Jitu - Kenaikan harga garam saat ini di Tanah Air mencapai 300 %, sebuah ironis sedang terjadi di republik yang 2/3 ( dua pertiga) nya lautan dan di golongkan sebagai negara Maritim. Mengapa kondisi ini bisa terjadi. Sebuah pertanyaan besar yang harus dijawab para pengambil keputusan ekonomi dan pelaku transaksi penjualan garam di Tanah Air.
Sedikitnya terdapat dua faktor yang menjadi salah satu penyebab utama kelangkaan stok sekaligus meroketnya harga jual garam dalam setahun terakhir. Hal itu disinyalir karena faktor cuaca yang mengakibatkan petani gagal panen selama 2016 lalu. Serta beberapa kebijakan pemerintah yang dinilai tidak akurat mengantisipasi kelangkaan garam, khususnya pada semester pertama 2017. Pemerintah seharusnya memberikan perlindungan terhadap petani garam mengingat komiditi ini rentan terhadap tengkulak dan pemburu rente.
Dampak mahalnya garam membuat biaya produksi nelayan pembuat ikan asin akan semakin mahal dan ini menjadikan harga ikan asil bergerak naik pula.
Persediaan garam dalam negeri terus menipis. Dalam kondisi normal kapasitas produksi dalam negeri sebesar 1,8 juta ton pertahun. Sementara total kebutuhan untuk komsumsi dan industri sebesar 4,4 juta ton.
Persoalan akan kebutuhan garam ini dari tahun ke tahun dipenuhi dengan impor dan petani garam tidak di dorong untuk memproduksi garam berkadar yodium tinggi sehingga dapat memenuhi kebutuhan akan garam tercukupi.
Mahalnya harga garam saat ini menjadi komsumsi empuk politikus, mereka terus berkomentar mengkritisi kebijakan ekonomi dan itu tanpa solusi konkrit.
Pemerintahan sekarang sudah baik dengan membangun infrastruktur yang bergerak pesat, namun tanpa pangan yang murah dan bisa dijangkau rakyat, upaya pembangunan tersebut tidak akan berarti apa-apa, seperti membuang batu kelautan, tak terlalu membekas di hati rakyat. Paket ekonomi yang berjilid harus mampu mengatasi masalah anomali harga garam.
Sumber
Tidak ada komentar:
Write komentar