Selasa, 14 November 2017

Menanti Akhir Drama Buni Yani

Menanti Akhir Drama Buni Yani

Berita Dunia Jitu - Jam 4.30 subuh alias dini hari yang dingin pada hari Selasa 14 November 2017 ini. Aku terdiam di atas ketinggian balkon dalam atmosfer gelap yang menenangkanku sejak dalam pikiran. Sayup terdengar suara muazan menyerukan shalawat dan kidung pujian kepada Allah Yang Maha Segala.

Aku bergidik. Merinding. Entah karena suasananya begitu syahdu di tengah penantian fajar menjelang, atau hanya karena angin subuh dan gerimis yang membuat tubuhku ringan membeku? Atau karena aku teringat hari ini adalah hari puncak penantian pembacaan vonis putusan kasus manusia bigot bernama lucu, Buni Yani?

Ya manusia pembuat gaduh dan biang kerok kisruh Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak bulan September 2016 lalu itu masih berkeliaran seperti keledai liar dengan bebas hingga hari ini. Sementara sasaran antaranya, target jangka pendek gerakan Islam radikal mengoyak negeri, Bapak Ahok sudah 6 bulan ini mendekam dalam dingin ruangan sempit penjara Mako Brimob.

Itulah drama kehidupan. Tentang manusia dungu keblinger berotak kosong yang mengira dirinya adalah pahlawan, pejuang dan pembawa perubahan. Ya Indonesia memang berubah, ke arah yang lebih kelam, lebih jahiliyah, lebih segregatif, lebih bahlul, lebih primitif-negatif, lebih sensitif terhadap isu RAISA (Ras, Agama, Intoleransi, Suku dan Antargolongan).

Sekarang semuanya dikotak-kotakkan. Dengan mudahnya disematkan ke sesama warga dan umat beragama stigma kafir atau bukan. Juga pribumi atau pendatang. Atau sekedar penumpang. Bahkan tentang surga. Juga penghakiman tentang pemilik kavling syurga atau calon penghuni kerak neraka jahanam ditentukan oleh kaum bigot dari dimensi Bumi Datar ini. Ups, maafkan pemilihan diksi saya. Itu kenyataannya. Fakta di depan mata.

Buni Yani, seorang mantan dosen yang terbuang, yang pernah mengajar di London School of Public Relations, sarjana S2 lulusan dari Ohio State University, yang dulunya pernah berprofesi sebagai jurnalis dan wartawan juga, bertindak atas nama kaum bigot yang menyebar kebencian dan provokasi.

Dia profesional. Berpendidikan. Sayang nalar dan kewarasannya rusak ditelan nafsu bigotnya, nafsu memanfaatkan agama untuk dijual seperti keyakinannya. Miris memang. Setelah sukses memenjarakan Sang Gubernur DKI Jakarta yang fenomenal dan jujur itu, perlahan dia bangkrut dan ditinggalkan satu per satu kelompok yang dulu menungganginya.

Update terakhir tentangnya, kudengar ia berprofesi sebagai penjual mug, cangkir keramik yang memiliki telinga, yang bergambarkan wajah bigotnya. Dan, dia jadi pengepul dana, menggalang sumbangan untuk amunisi membayar kuasa hukumnya yang sama dengan dirinya. Terkadang dia diundang untuk berdakwah di acara-acara yang diadakan para alumni angka togel 212. Mungkin sepulang dari sana ia diganjar uang lelah sekadarnya, ala kadarnya.

Seluruh penduduk Indonesia bahkan warga dunia pun tahu apa yang sudah dilakukannya. Dia mengunggah video pidato Ahok di Kepulauan Seribu, ke dalam akun facebooknya, yang bertemakan tentang budi daya ikan kerapu, yang aslinya berdurasi 1 jam 48 menit diedit menjadi 31 detik, dan TANPA MENYEBUTKAN SUMBERNYA. Itu kelakuan busuk penuh intrik ala kaum bigot.

Atas perbuatan ini maka Buni Yani sudah sah dan mutlak dapat dikenakan pasal 32 UU ITE sebagai bentuk menambah/mengurangi dan atau mengedit yang menurut Jaksa dalam tuntutannya juga dianggap telah TERBUKTI.

Lalu manusia haus perhatian dan kurang suplemen otak berjudul Buni Yani ini secara SENGAJA menuliskan caption yang provokatif dan menghilangkan kata PAKAI. Dia menggiring opini menyesatkan dan menyeret penggunaan Ayat Al-Maidah 51 yang menghebohkan Indonesia. Ini mengakibatkan aksi demo angka togel berderet-deret sampai sekarang yang menghabiskan energi yang sia-sia. Itu menciptakan situasi yang tidak kondusif, tidak bermanfaat, dan menimbulkan riak konflik horizontal dan vertikal di tengah masyarakat, kelompok, dan mengadu domba dengan pemerintah yang sah dan berdaulat.

Atas perbuatannya, maka ia terbukti melanggar delik ujaran kebencian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat 2 UU ITE. Terlebih selama menjalani rentetan sidangnya, Buni Yani sering bertingkah arogan dan meledak marah, juga melecehkan Jaksa Penuntut Umum. Dengan aksi mengacungkan jarinya yang tak sopan, dan terus menatap (memelototi) Jaksa, dan melakukan ancaman. Itu wujud unjuk kekuatan yang ada di belakangnya. Songong. Besar kepala.

Kita semua manusia waras lelah melihat kegaduhan dan rentetan drama yang mengoyak persatuan bangsa ini. Kita semua menangis sedih saat Pak Ahok, salah satu pemimpin dan administrator terbaik yang pernah dimiliki Indonesia terpaksa menghuni sel penjara yang reyot dan dingin selama 2 tahun.

Hasilnya pemimpin baru DKI sudah terpilih dan resmi menjabat. Meskipun sarat dengan isu RAISA dan politik identitas, politisisasi ayat dan mayat, isu khilafah, pengerahan ormas radikal, dan penggerakan berita hoax oleh Saracen, orang baru di DKI itu jauh sekali dari kualitas seorang Ahok. Jauh panggang dari api yang garang menyala di neraka jahanam sekali pun.

Lihat hasilnya JKT-58% selama 5 tahun ke depan, di bawah kendali otoritas Gabener dan Wagebener pilihan kalian. Baru 1 bulan saja, sungai meluap dan banjir menggenang di mana-mana. Aksi penggusuran kembali terjadi. Jalanan semakin semrawut, aturan perda diobrak-abrik demi nafsu memenuhi dendam semua yang Ahok-Djarot-Jokowi buat harus diberangus. Dinafikan.

Kekumuhan dan ketidaktertiban kembali hinggap di DKI. PKL berkuasa lagi di Tanah Abang, trotoar aman digunakan oleh kendaraan beroda dua. Dan para pejalan kaki sebaiknya belajar ilmu meringankan badan supaya bisa melompat atau terbang saja sekalian saat nyaris terserempet motor.

Program-program Ahok dan Djarot yang sudah terbukti bagus dan berjalan baik, diacuhkan lalu dikeluarkan program baru yang mengawang. Dibongkar. Kalau ada yang dirasa bisa diklaim, maka akan berganti namanya menjadi Rumah Lapis, Pajak Kemacetan, Pembubaran Alexis, dan seterusnya.

Sementara Wagabener yang ngganteng dan unyu sibuk berlari (dengan mengenakan celana training khusus untuk berlari, tentunya.) Dan dia sibuk mengoceh tentang Bala Tentara dari Pasukan Langit, memuliakan trotoar sekaligus menyalahkan pejalan kaki, curcol tentang tukang ojek yang tidak sopan dan menghina Kepala Negara, dan merindukan kehadiran Bi Narti dalam wawancaranya.

Gabenernya sendiri belum lama ini memanen sorakan "Huuuu" dari para emak-emak dan relawan di acara pernikahan Kahiyang, kehilangan dukungan dan dianggap penipu oleh KSPI dan buruh di Jakarta, lalu dihadiahi aksi walk-out di acara Alumni Kanisius kemarin.

Disadari atau tidak, diakui atau tidak, ini semua merupakan efek domino dan efek bola salju dari aksi Buni Yani manusia rasis dan diliputi kebencian itu. Sayangnya hingga kini, ia tampak tidak merasa menyesal sedikit pun. Dan dia tetap bertahan bahwa dirinya dikriminalisasi. Semuanya rekayasa dan konspirasi untuk memenjarakan dan membungkamnya. Khas otak kaum Bumi datar.

Dan hari ini adalah titik kulminasi nasib Buni Yani. Penentuan pembacaan vonis Majelis Hakim. Tuntutan Jaksa Penuntut Umum sebenarnya terlalu rendah, hanya 2 tahun. Sama dengan vonis Ahok. Seharusnya 14 tahun atau seumur hidup kerja sukarela dan menghapal Pancasila, menghormat kepada Sang Saka Merah Putih tiap pagi. Menurutku.

Mari kita bersama mendoakan para Majelis Hakim yang terhormat dan berintegritas ini, supaya diberikan kesehatan, akal sehat, dan nurani yang murni, bebas dari intervensi pihak mana pun, kuat dan gagah melawan para mafia peradilan yang beraksi di belakang layar dengan tumpukan duit tak bernomor seri, dan bisa menjatuhkan vonis yang seadil-adilnya atas nama Kebenaran, Keadilan dan Kemanusiaan. Meskipun faktanya peluang dia bebas begitu besar 49-51. Kegelapan fajar pagi ini apakah akan sama dengan yang menyelimuti Indonesia hari ini?

Sumber

Tidak ada komentar:
Write komentar