Selasa, 31 Oktober 2017

Mengapa TW Ketemu Anies Di Rumahnya Prabowo?

Mengapa TW Ketemu Anies Di Rumahnya Prabowo?

Berita Dunia Jitu - Di awal bulan Agustus 2017, Majalah Tempo memberitakan bahwa Tomy Winata bersama-sama dengan putranya Aguan, Richard Halim Kusuma, dan tangan kanannya Aguan, Ali Hanafi, melakukan pertemuan dengan Anies Baswedan di kediamannya Prabowo Subianto di Hambalang.

Tentu saja pertemuan di kediaman Prabowo Subianto tersebut bukan hanya sekedar sowan dan pertemuan silaturahmi yang biasa. Richard Halim adalah putranya Aguan, pemilik Agung Sedayu Group, induk perusahaannya PT Kapuk Naga Indah, pengembang reklamasi di Pulau C dan D.

Bintang tamu saat itu tentu saja adalah jagoannya Prabowo Subianto, yaitu Anies Baswedan, yang telah berhasil memecat Ahok dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta dan mengirimnya ke Mako Brimob Kelapa Dua, Depok.

Selain kedua taipan itu, tampak hadir juga sang Maestro dibalik tumbangnya Ahok, yaitu si Raja Lobster, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M. Taufik. Pertemuan tersebut membahas tentang proyek Reklamasi karena Anies Baswedan kini telah resmi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Tempo memaparkan bahwa pada hari itu Prabowo Subianto mengundang mereka-mereka yang terlibat dalam proyek reklamasi teluk Jakarta. Para non pribumi itu, mengutip jargonnya Anies Baswedan, kini keliyengan soal nasib proyek reklamasi di teluk Jakarta di tangan Anies Baswedan.

Namun menurut si raja Lobster M. Taufik, pertemuan itu hanya untuk kulonuwun ke Gubernur baru. Kulonuwun kok di rumahnya Prabowo Subianto, kenapa bukan di Balai Kota DKI Jakarta?

Tomy Winata juga mengelak dan bilang tidak tahu menahu soal pertemuan di Rumahnya Prabowo Subianto di Hambalang yang membicarakan soal reklamasi. Tomy Winata beralasan bahwa dirinya sedang berada di Eropa selama sebulan terakhir ini.

Padahal pertemuan antara Tomy Winata, putranya Aguan dan tangan kanannya Aguan itu diakui oleh ketua tim sinkroninasi Anies-Sandiaga, Sudirman Said, yang membenarkan adanya pertemuan Tomy Winata dan Anies Baswedan di rumah Prabowo di Hambalang.

Saya tidak tahu apa kapasitas Tomy Winata dalam urusan Reklamasi ini. Suruhan Aguan kah, atau barangkali salah satu perusahaan Tomy Winata joint dengan perusahaannya Aguan dalam proyek pulau reklamasi di teluk Jakarta itu.

Dalam pertemuan itu, Tomy Winata memerintahkan tangan kanannya Aguan, Ali Hanafi, untuk menjelaskan lebih jauh soal proyek reklamasi kepada Anies Baswedan.

Rupanya Ali Hanafi sudah siap peluru yang cukup, dia membawa segepok berkas dokumen mengenai apa saja yang telah dilakukan oleh PT Kapuk Naga Indah dalam reklamasi di Pulau C dan D.

Tangan kanannya Aguan itu menjelaskan dengan lancar dan gamblang bahwa proyek mereka di pulau C dan D selama ini telah berjalan, dan mereka juga siap membayar kontribusi tambahan sebesar 15 persen kepada DKI Jakarta yang digagas Ahok.

Sekalipun pertemuan yang berlangsung di rumahnya Prabowo Subianto di Hambalang itu belum membuahkan kesepakatan apapun tentang proyek reklamasi, yang menjadi pertanyaan besar kenapa membicarakan proyek Reklamasi di rumahnya Prabowo Subianto?

Proyek rekkamasi itu adalah proyek raksasa pemerintah pusat, sedangkan Prabowo Subianto itu siapa?


Padahal pemerintah, melalui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, sudah menjamin bahwa proyek reklamasi adalah urusan pemerintah pusat, bukan urusannya Pemprov DKI Jakarta.

Pemerintah telah menjamin keberlangsungan proyek reklamasi tersebut dengan memcabut moratorium reklamasi karena proyek reklamasi di teluk Jakarta sudah sejak era Soeharto dan telah melalui berbagai kajian oleh para ahli dibidangnya. Masih kurang apalagi?

Kenapa pemerintahan Jokowi melanjutkan reklamas, yaitu selain sebagai solusi untuk menangkal abrasi dan meningkatnya permukaan laut di teluk Jakarya, juga untuk menggenjot perekonomian.

Dengan adanya pertemuan antara Tomy Winata, putranya Aguan, Richard Halim Kusuma dan tangan kanannya Aguan, Ali Hanafi, di rumahnya Prabowo Subianto, artinya para pengembang tersebut tidak mempercayai kedaulatan pemerintah dalam soal reklamasi ini.

Mereka lebih menggantungkan nasib mereka ke Prabowo Subianto dan Anies Baswedan yang dalam kampanye Pilkada DKI Jakarta yang lalu akan dihentikan oleh Anies Baswedan dan Sandiaga Uno jika mereka dipilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Kan aneh.

Mereka berkali-kali melobi Anies Baswedan agar proyek reklamasi di teluk Jakarta itu tidak dihentikan. Tempo melaporkan bahwa orang-orangnya Aguan berusaha terus mendekati Anies Baswedan sejak masa kampanye Pilkada DKI Jakarta.

Tangan kanannya Aguan, Ali Hanafi beberapa kali membujuk Anies agar bersedia datang ke kantor Aguan di Yayasan Buddha Tzu Chi, Pantai Indah Kapuk.

Ali Hanafi juga mengundang Anies Baswedan untuk bertemu Aguan di tempat netral di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Terakhir, Aguan bersedia datang ke rumah Anies Baswedan untuk membicarakan soal proyek reklamasi di teluk Jakarta itu.

Ini kan lucu. Memangnya Anies Baswedan itu siapa? Cuma Gubernur DKI doang yang menang karena jualan ayat dan politisasi mayat, tapi sudah kayak raja kecil sampai Aguan mengemis-ngemis minta ketemu segala untuk membicarakan soal reklamasi.

Tidak ada yang perlu dikhawatirkan oleh Aguan, karena Presiden Jokowi melalui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan pemerintah sudah menjamin bahwa proyek reklamasi di teluk Jakarta tetap diteruskan demi kemaslahatan rakyat.

Anies Baswedan tidak punya wewenang secuil pun dalam urusan reklamasi ini. Jadi mengapa TW ketemu Anies di rumahnya Prabowo?

Sumber

Tidak ada komentar:
Write komentar