Selasa, 05 September 2017

Bebaskan Buni Yani, Lupakan Ahok, Deal Rahasia FPI, Islam Radikal Cabut Dari Prabowo & SBY, Percaya?

Bebaskan Buni Yani, Lupakan Ahok, Deal Rahasia FPI, Islam Radikal Cabut Dari Prabowo & SBY, Percaya?

Berita Dunia Jitu - Nah, ini dia hal yang hebat tentang Buni Yani – dan nasib Ahok. Pantas dia cengar-cengir, tertawa-tawa. Ternyata sudah ada kepastian dalam pikiran dia sendisi, dia akan lolos. Bayangan kebebasan dan dikurungnya Ahok menjadikannya besar kepala, bahkan sampai berani marah-marah kepada Jaksa dan Hakim. Benarkan dengan melupakan Ahok, pendukung FPI, partai agama PKS, FUI, Islam radikal akan berbalik arah meninggalkan Prabowo dan SBY yang di Pilkada DKI 2017 menjadi sekutu mereka dalam mendukung Anies?

Lalu apakah Ahok telah selesai dengan dirinya setelah menjadi korban? Apakah kompromi politik kepentingan membuat keadilan dan moral politik menjadi barang yang tak perlu? Apakah marwah politik yang menyatakan bahwa tidak ada apa-apa, dan tidak ada yang abadi dalam politik selain kepentingan, benar-benar berlaku untuk Ahok?

Apakah Ahok hanya akan menjadi tebu manis yang habis manis sepah dibuang? Apakah Ahok tidak dianggap lagi mewakili jutaan pencinta NKRI dari kalangan minoritas? Apakah kalangan minoritas begitu dinafikan dalam konstelasi politik terbaru kita?

Apakah Islam radikal akan dijadikan mahkota sehingga manusia baik dan jujur Ahok, selain Jokowi dan Dedi Mulyadi di Indonesia ini tidak mendapatkan keseimbangan keadilan subyektif? Apakah Islam radikal memang telah menjadi kekuatan sehingga diadobsi sebagai dasar politik berpikir para politikus – termasuk di sekeliling Pakde?

Apakah kekuatan uang, koneksi, diskredibilitas, kebobrokan peradilan seperti tercermin dalam persidangan Ahok yang seperti dikuasai mafia peradilan menjadi kebijakan yang diamini? Yang berarti seluruh skenario kebenaran, pembelaan, proses persidangan tidak menjadi penting?

Ketika majelis hakim menyusun dakwaan sendiri lalu mengetuk palu: Ahok bersalah secara sah dan meyakinkan? Meyakinkan yang mana kalau seluruhnya adalah rekayasa kekuatan di luar persidangan? Dan, persidangan hanyalah sandiwara belaka?

Lalu, telah dipercaya bahwa para pendukung Ahok itu beririsan dengan pendukung Jokowi? Sehingga sebenarnya dengan membuang Ahok maka tak terpengaruh suara Jokowi? Dan berisikonya menggeret isu Ahok ke dalam politik nasional?


Lalu apakah tidak terlihat betapa besar upaya Islam garis keras seperti FPI yang nota bene pendukung Prabowo dan SBY, karena FPI, FUI, GNPF pernah mendukung Anies yang mereka dukung, berusaha sekuat tenaga membebaskan Buni Yani?

Tak pahamkah itu perjuangan yang secara sistematis, terstruktur, dan masif oleh musuh politik yang akan menggerus suara irisan 5 juta orang? Yang lima juta orang itu adalah die hard Ahok dan Jokowi yang memiliki nilai tawar besar?

Apakah perhitungan mereka tentang usaha mati-matian pembebasan Buni Yani dipahami hanya sebagai hal biasa? Apakah tidak dipahami basis kecil dan besar bagi Prabowo adalah kepentingan besar? Apakah tidak dipahami bahwa Prabowo menghitung berapapun dukungan, sekecil apapun akan menentukan kemenangan dan kekalahan? Dan, pembebasan Buni Yani adalah pergesaran die hard Ahok untuk apolitik, untuk apatis: golput menjadi kemenangan bagi Prabowo?

Apakah politik identitas Islam radikal – hanya demi kekuasaan – lalu dipercaya akan menjadi senjata kemenangan bagi Jokowi? Atau bagi Prabowo dan SBY? Apakah lantas Jokowi abai terhadap Ahok demi merangkul keyakinan susupan bahwa Islam radikal adalah keniscayaan dalam politik identitas dan harus dipeluk oleh Jokowi? Dengan antara lain memberikan kepuasan, kebahagiaan, kesenangan, dan kebahagiaan dengan dijungkirbalikkan rasa keadilan bagi Ahok?

Lupakah kita sesungguhnya politik identitas Islam radikal sudah sejak Pilpres 2014 sudah dipraktikkan? Dengan adanya kelompok pimpinan partai agama PKS yang membuat data palsu terkait hasil pemilu pilpres? Lalu adanya lembaga quick count palsu? Yang semuanya merupakan aliansi Islam radikal dan politik identitas yang diadopsi dan terkait dengan para mafia dan maling? Mereka tidak benderang mendukung, namun fakta tentang Obor Rakyat dan kampanye hitam menjadi catatan yang nyaris menjugkalkan orang baik Jokowi?

Kini, skenario pembebasan Buni Yani itu berkelebat manis. Digosipkan oleh kedua kubu, dia manjadi sosok idaman untuk diperebutkan, demi politik identitas Islam radikal yang dianggap trend dan akan menentukan kemenangan baik Prabowo maupun Jokowi, jika dia dibebaskan. Percaya? Nanti dulu.

Lalu, digosipkan lagi, sebagian kecil pendukung FPI, HTI, partai agama PKS, Muhammadiyah, PAN, Prabowo, dan SBY akan beralih suara ke Jokowi. Bahkan Islam radikal pun akan mendukung Jokowi. Percaya? Sebentar.

Bahwa yang benar adalah Buni Yani adalah kartu yang digoreng untuk membuat jebakan kepada Jokowi tentang keadilan bagi Ahok. Buni Yani adalah sebenarnya kartu mati Prabowo, SBY dan Islam radikal termasuk juga Jusuf Kalla. Dibuinya Buni Yani adalah keadilan yang ditegakkan dan jaminan 5 juta irisan pendukung Jokowi dan Ahok akan tetap setia dalam mendukung Jokowi. Salam bahagia ala saya.

Sumber

Tidak ada komentar:
Write komentar