Sabtu, 14 Oktober 2017

Waspada Tumor Otak Jika Pusing Tak Kunjung Reda

Waspada Tumor Otak Jika Pusing Tak Kunjung Reda

Berita Dunia Jitu - Pernahkah Anda mengalami keluhan pusing yang tak kunjung sembuh? Merasa penglihatan kabur dari waktu ke waktu? Atau jangan-jangan ada ganjalan di bagian mata? Waspada. Ini bisa menjadi pertanda adanya penganggu bernama tumor di bagian otak Anda.

"Kalau pusing jangan diremehkan. Memang ini gejala subjektif, kurang tidur misalnya bisa pusing. Tetapi kalau pusing lebih dari sebulan dan terjadi terutama di pagi hari sebaiknya periksa ke dokter, itu bisa gejala adanya tumor di otak," ujar spesialis bedah saraf dari Comprehensive Brain and Spine Centre Surabaya, dr Agus C Anab, SpBS di Jakarta, seperti dilansir dari AntaraNews, Jumat (13/10/2017).

Dia mengatakan, sebagian penderita tumor otak yang mengalami gejala gangguan penglihatan tak menyadari kehadiran tumor sehingga baru berkonsultasi dengan dokter saat sudah terlambat.

"Mata (penglihatan) kabur, dipikir kelainan kacamata atau ada gangguan di saraf mata. Banyak datang dalam kondisi terlambat, sudah terjadi gangguan mata, tidak bisa melihat. Saraf punya keterbatasan, ketika sudah tertekan lama (karena tumor misalnya) sulit kembali normal," kata Agus.

Risiko yang ditimbulkan tumor otak

Tumor otak menjadi salah satu pembunuh diam-diam di dunia kesehatan. Walau penyebab utamanya belum diketahui secara pasti, ada sejumlah faktor risiko yang memungkinkan terjadinya tumor.

Faktor risiko ini antara lain herediter (diwariskan dari orang tua), virus onkogen, radiasi misalnya dari smartphone, zat kimiawi termasuk penyedap rasa, pil KB, dan rokok. Agen Casino Terbaik

Selain pusing dan penglihatan kabur, gejala lainnya jika seseorang menderita tumor di bagian otaknya, yakni mual, muntah, kejang, hingga melemahnya anggota gerak.

"Ini sebenarnya sudah agak terlambat," tutur Agus.

Oleh karena itu, kala keluhan pusing dan penglihatan kabur muncul, segera lakukan pemeriksaan ke dokter sebagai deteksi dini bila memang ada tumor di bagian otau tidak.

"Angka kejadiannya 25 ribu per tahun di Indonesia. Sebagian besar pasien datang pada tahap lanjut, sudah terlambat. Perlu check up. Atau MRI sebagai deteksi dini," tutur Agus.

Sumber

Tidak ada komentar:
Write komentar