Selasa, 12 September 2017

Motif Yansen Binti Gerindra Bakar Sekolah

Motif Yansen Binti Gerindra Bakar Sekolah

Berita Dunia Jitu - Yang berinisial YB sudah ditahan sejak kemarin di Bareskrim Polri, dia merupakan anggota DPRD Kota Palangkaraya… Ada hal lain yang perlu kita tambahkan untuk bisa mengungkap motif sebenarnya seperti apa, namun saat berdasarkan data dari tersangka, dia ingin mendapat perhatian dari Gubernur Kalimantan Tengah terkait dengan pengadaan proyek,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Martinus Sitompul di Kompleks Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (6/9).

Hangusnya 8 Sekolah Dasar Negeri di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, tengah menjadi berita yang sangat viral di dunia maya dan mendapatkan perhatian dari banyak netizen. Aksi ini mendapat kecaman keras dari publik, bahkan tidak sedikit yang merasa prihatin dengan kejadian ini. Aksi ini pun semakin heboh, karena ada satu dari antara sembilan tersangka merupakan anggota DPRD Fraksi Gerindra. Anggota dari partai yang diketuai oleh Prabowo Subianto ini terlibat di dalam kasus pembakaran delapan sekolah dasar.

Pihak kepolisian menjelaskan bahwa Yansen Binti, anggota partai Gerindra milik Prabowo ini merupakan pemeran utama dalam memberi dana dan mengatur strategi pembakaran kepada beberapa tersangka. Lantas apa motif pembakaran ini? Jika kita berpikir dengan akal sehat, motif pembakaran sekolah ini sebenarnya tidak ada.

Namun karena mungkin orang ini sedikit ‘tidak sehat’, pasti ada saja motifnya. Motifnya adalah mendapatkan perhatian dari Gubernur Kalimantan Tengah. Ujung-ujungnya duit, begitulah yang menjadi sangkaan dari pihak kepolisian kepada Yansen Binti, anggota partai Gerindra yang diketuai Prabowo. Kita tentu ingat bagaimana pendukung Prabowo di gedung MK pun pernah melakukan provokasi kepada para pendukung lain di atas mobil komando. Berbicara tentang api, politisi Gerindra ini sangat dekat dengan api.

Seorang bernama Akbar pada tahun 2014 yang sedang menunggu hasil putusan MK, pernah mengatakan  bahwa ia siap membakar gedung MetroTV. Untung saja Prabowo kalah, karena jika menang… Ah sudah lah, saya tidak mau lanjutkan andai-andai saya ini. Kembali ke tersangka Yansen Binti.

Motif pembakaran kedelapan SDN itu berdasarkan untuk mencari perhatian lebih dari Gubernur Kalteng, Sugianto Sabran. Ketika sudah mendapatkan perhatian lebih, Yansen berharap ia akan mendapatkan proyek-proyek dari pihak Pemprov Kalimantan Tengah. Namun motif busuk dan bau gosong itu cepat tercium oleh pihak kepolisian, sehingga ia gagal mendapat proyek, malah mendapatkan status tersangkanya. Bayangkan saja dalam kurun waktu 2 hari, delapan sekolah dibakar, bukan terbakar.


Mengapa mereka ingin mendapatkan proyek? Karena memang saat ini, sangat sulit bagi orang-orang untuk bermain kotor. Celah-celah tindak pidana korupsi sudah ditutup. Keran-keran korupsi sudah dikencangkan oleh Pak De.

Transparansi sudah menjadi gaya hidup yang mau tidak mau harus diterima. Hal ini menjadi ancaman tersendiri bagi beberapa orang yang dulunya ‘terbiasa’ menggunakan cara-cara old school. Kesulitan mendapatkan proyek dan memenangkan tender, menjadi kendala tersendiri bagi para mafia. Mafia-mafia yang selama ini bercokol menjadi benalu bangsa, merasa kekeringan.

Maka tidak heran jika kita melihat ada hutan dibakar di Sumatera sebagai jalan pintas membuka lahan. Sekarang ada lagi sekolah dibakar dengan dalih ingin membuka keran-keran kucuran uang, sehingga proyek dapat disepakati untuk dikerjakan.

Namun lagi-lagi polisi sigap dan cepat menuntaskan permasalahan ini. Mungkin di era sebelumnya, kejadian semacam ini dianggap sebagai musibah yang harus dibuat prihatin. Namun sekarang, dengan keberanian polisi, ternyata ini bukan sekadar musibah, namun sebuah aksi kejahatan yang harus kita kutuk bersama!

Dengan pembakaran delapan sekolah oleh elit partai Gerindra ini, banyak siswa yang jadi korban. Rupanya eksekutor pun dijanjikan 12-20 juta untuk merusak masa depan ribuan siswa. Memang benar apa yang Gandhi katakan. Satu dunia ini cukup untuk memberikan kehidupan bagi seluruh umat manusia, namun seluruh kekayaan alam ini tidak akan cukup untuk memuaskan hawa nafsu seorang yang rakus. Inilah yang terjadi saat ini. Jadi sebenarnya orang ini cari perhatian Gubernur, namun mendapatkan perhatian dari Tuhan. Hati-hati jika Tuhan sudah bertindak. Anda tak dapat mengelak. Kabarnya sih Prabowo akan memecat orang ini. Semoga saja sudah terjadi, kita positif saja. Hehehe.

Sumber

Tidak ada komentar:
Write komentar