Rabu, 09 Agustus 2017

Sejinak-Jinaknya Anjing Tetap Saja Binatang Buas

Sejinak-Jinaknya Anjing Tetap Saja Binatang Buas

Berita Dunia Jitu - Beberapa waktu ini kita kembali diingatkan dengan pepata lama, ‘Sejinak-jinaknya anjing peliharaan, tetap saja mereka itu binatang buas yang memiliki naluri membunuh’. Seorang bocah berumur 8 tahun yang masih duduk di bangku kelas 2 SD bernama Ramisya Bazighatewas dibunuh oleh anjing peliharaannya sendiri. Anak perempuan tersebut merupakan warga Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur.

Kejadian bermula saat Ramisya yang sering disapa Sasa bermain boneka dirumahnya. Boneka mainan tersebut jatuh mengenai anjing Pitbull yang sedang tidur. Lalu Sasa mengambil boneka yang terletak di dekat anjing. Tanpa diduga anjing marah dan menyerang Sasa hingga tewas. Leher Sasa digigit dan wajahnya dicakar.

Saat kejadian nenek korban berusaha untuk menyelamatkan Sasa, dengan meminta bantuan ke tetangga. Namun gigi anjing terlalu kukuh menancap dileher Sasa. Hingga akhirnya nyawa Sasa tidak tertolong lagi.

Anjing yang mengigit Sasa bukan sembarang anjing, bukan pula anak anjing tapi anjing Pitbull yang merupakan anjing paling berbahaya di dunia. Anjing tersebut merupakan anjing yang sangat agresif dan bisa menyerang siapapun secara kejam, sadis dan tanpa ampun. Postur tubuhnya juga besar, kekar dan ganas. Apa lagi kalau sedang marah, bisa lebih sadis dari manusia.

Anjing yang mengigit Sasa anjing milik orang tuanya, yaitu pasangan Wisnu dan Dyan. Sebelum kejadian Sasa sering memberi makan anjing tersebut berupa roti, daging dan lain-lain. Anjing tersebut diberi nama Sapi. Sapi sebenarnya jinak dan penurut. Sasa juga sering bermain dengan Sapi. Sebelumnya Sapi tidak pernah menyerang Sasa dan juga keluarganya.

Sasa bukanlah anak kandung pasangan Wisnu dan Dyan. Dia adalah anak angkat sejak berusia 2 tahun. Sebelumnya Wisnu dan Dyan merayakan ulang tahun anak mereka di salah satu pantu asuhan. Di sinilah mereka bertemu dengan Sasa kemudian diadopsi.

Saat tewas Sasa menggunakan mukena. Setelah kejadian mukena tersebut bersimbah dara. Mukena tersebut diminta Sasa dari neneknya. Sebelum kejadian Sasa berbelanja di Malang Olympic Garden bersama nenek dan pamannya. Saat belanja Sasa minta dibelikan jilbab baru yang dia pakai saat anjing menggigitnya.

Kejadiannya juga berlangsung tidak lama, yaitu tidak sampai 5 menit di siang hari sekitar pukul 14.45 WIB. Saat kejadian nenek Sasa menyiram anjing yang sedang mengigit leher Sasa dengan air agar melepaskan gigitannya Tapi belum berhasil. Lalu nenek Sasa memukuli anjing menggunakan kayu, namun usahanya menyelamatkan Sasa tidak juga berhasil hingga akhirnya Sasa tewas.


Warga berhasil mengalihkan perhatian anjing tersebut dan berhenti mengigit. Namun saat anjing melepaskan gigitannya Sasa sudah meninggal.

Pasca kejadian, jenazah Sasa dibawa ke rumah sakit. Kemudian pukul 10.00 WIB, jenazah sampai ke rumah duka. Sasa kemudian dimakamkan di TPU Sudimoro pada pukul 12.00 wib untuk beristirahat selamanya. Berbahagialah di sana Sasa.

Kejadian ini memberi pelajaran untuk selalu berhati-hati dan jangan sesekali meremehkan hewan peliharaan, walaupun nampaknya sangat jinak. Hewan peliharaan yang membahayakan tidak hanya anjing, ada beberapa hewan lain yang dapat membahayakan seperti kambing, kerbau, monyet, ular dan lain-lain. Kambing walaupun tidak memakan dan menggigit manusia, tapi bisa menanduk. Sewaktu saya kecil pernah ditanduk kambing, hingga mulut saya berdarah. Apalagi kalau memelihara buaya darat, akan lebih berbahaya lagi.

Kita tidak dilarang memelihara hewan, termasuk memelihara anjing. Yang dilarang adalah memeliharan harimau, singa dan binatang lain yang dilindungi. Namun orang-orang yang hobi memelihara hewan harus tetap waspada. Apalagi yang memiliki anak kecil yang belum tau apa-apa. Jangan sampai kejadian yang menimpa Sasa terulang kembali.

Kita harus sadar bahwa anak-anak seperti Sasa adalah generasi penerus bangsa. Sasa dan teman-temannya adalah calon pemimpin bangsa ini kedepan. Untuk itu, generasi tua dan generasi milineal bertanggungjawab untuk menjaga keselamatan generasi sesudahnya. Jangan sampai mereka yang tidak berdosa jadi korban orang tua yang suka memelihara hewan buas.

Boleh saja sayang kepada hewan, tapi kadarnya tidak boleh melebihi rasa sayang kepada anak. Kalau seandainya anjing yang disayang berpotens mencelakakan orang yang disayangi seperti anak dan istri, lebih baik anjingnya saja yang dikorbankan.

Sumber

Tidak ada komentar:
Write komentar