Rabu, 09 Agustus 2017

PKB, Partai Koalisi Pemerintah Yang Berani Ancam Jokowi

PKB, Partai Koalisi Pemerintah Yang Berani Ancam Jokowi

Berita Dunia Jitu - PKB salah satu partai pendukung Jokowi di Pilpres 2014 yang lalu. Sampai saat ini partai yang dikomandoi Muhaimin Iskandar tersebut masih setia di kubu pemerintah. Bahkan ada 4 orang kader PKB yang aktif menjadi menteri yakni Eko Putro Sandjojo Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Hanif Dhakiri Menteri Tenaga Kerja, Imam Nahrawi Menteri Pemuda dan Olahraga dan Khofifah Indar Pawaransa Menteri Sosial.

Namun, untuk Pilpres 2019 PKB belum memilih Jokowi sebagai Capres yang bakal diusung. Padahal sudah ada 4 Parpol yang telah resmi menyatakan dukungannya kepada Jokowi di Pilpres 2019, yaitu Partai Persatuan Pembangunan, NasDem, Hanura dan Golkar. Semua partai ini merupakan koalisi pendukung Jokowi saat ini.

Ada 3 partai yang pendukung Prabowo di Pilpres 2014 yang lalu dan kemudian berlabuh ke kubu Jokowi yaitu Golkar, Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Amien Rais atau Partai Amanat Nasional. PAN yang memiliki wakil menteri di kabinet Jokowi-JK yaitu Asman Abnur sebagai MenPan-RB terlihat sering berseberangan dengan pemerintah. Diantaranya adalah UU Pemilu dan Perpu no 2 Tahun 2017 Tentang Ormas. PAN menolak kedua produk kebijakan ini. Sebelumnya di Pilkada DKI Jakarta, partai koalisi pemerintah kompak mendukung Ahok-Djarot dan PAN sendiri yang berlainan arah yaitu mendukung Anies-Sandi.

Pada Pilpres 2014 yang lalu PAN merupakan rival Jokowi. Ketuanya Hata Radjasa mencalonkan diri sebagai wakil presiden berpasangan dengan Prabowo. Pasangan ini kalah. Hata Radjasa juga kalah dengan Zulkifli Hasan saat pemilihan ketua umum PAN. Setelah PAN dikomandoi oleh Zulkifli, kemudian berubah haluan mendukung pemerintah.

Arah PKB dan PAN masih misteri. Apakah akan kembali mendukung Prabowo atau mendukung Jokowi. Bisa jadi juga PKB dan PAN berkoalisi mencalonkan Amien Rais-Muhaimin Iskandar sebagai lawan Jokowi di Pilpres 2019. Kedua partai ini memiliki basis masa yang besar. PAN berbasis kaum Muhammadiyah dan PKB berbasis kaum Nahdatul Ulama, tentu Jokowi akan susah mengalahkan Amien Rais dan Cak Imin. Apalagi Amien Rais politis senior yang pernah gagal jadi presiden. Pasti memiliki tips khusus supaya dapat meraup suara masyarakat.

PKB merupakan partai besar dan berdiri pada tahun 1998. Sejak berdiri hingga saat ini partai ini telah memiliki 3 orang ketua umum, yaitu Mator Abdul Djalil, Alwi Shihab dan Muhaimin Iskandar ketua umum PKB saat ini. Tidak hanya itu PKB telah melaihirkan banyak tokoh penting diantaranya Gusdur yang merupakan mantan presiden RI, Ma’ruf Amin ketua MUI dan Abdullah Azwar Anas, bupati Banyuwangi yang punya segudang prestasi.

Dalam perjalanannya sudah ada 15 orang kader PKB yang diangkat jadi menteri. Setiap kabinet mulai dari kabinet Persatuan Indonesia, Gotong Royong, Indonesia Bersatu, Indonesia Bersatu Jilid II dan Kerja. Selalu ada perwakilan PKB di kursi menteri. Partai Gusdur ini selalu bergandeng tangan dengan penguasa atau tidak pernah menjadi partai oposisi, seperti Partai Gerindra, PKS dan PDI Perjuangan. Di Pemilu perolehan suara PKB juga cukup tinggi. Terbukti tahun 2014 yang lalu PKB berhasil mendulang suara 11.298.957, atau 9,04% dari total suara. Dengan suara tersebut PKB berhasil menempatkan 47 perwakilan di DPR-RI.


Dua tahun menjelang Pilpres 2019 PKB berada dipersimpangan jalan. PKB mengancam pemerintah dan mengutarakan siap untuk meninggalkan Jokowi di Pilpres 2019. Salah satu alasannya adalah kebijakan sekolah delapan jam ala Mendikbud. PKB menantang kebijakan ini dan siap mengambil tindakan yang berbeda dari partai-partai lain yaitu tidak mendukung Jokowi di Pilpres 2019. Bahkan PKB menganggap, jika presiden tidak menuruti permintaan mereka, berarti Jokowi sudah tidak berpihak kepada masyarakat, Jokowi sudah menipu umat Islam, sehingga tidak perlu lagi dipertahankan.

Ketua PKB juga belum mau bicara soal dukung-mendukung Capres. Menurut Cak Imin waktu yang tepat untuk bicara Pilpres adalah tahun 2018. Cak Imin khawatir akan mengganggu pemerintahan Jokowi-JK dalam membangun Indonesia jika bicara Pilpres terlalu dini.

PKB juga memiliki kedekatan tersendiri dengan ormas anti Pancasila. HTI pernah meminta PKB untuk menolak Perpu No.2 tahun 2017 tentang Ormas. PKB juga telah menyatakan kesiapan mendukung HTI mengajukan uji materi Perpu tersebut ke MK. Tidak hanya itu, PKB juga siap mendampingi organisasi yang mengharamkan sistem demokrasi tersebut.

Dengan segala intrik dan manuver yang dilakukan dan dilihat dari perjalanannya sepertinya PKB akan mendukung Jokowi. Apalagi Jokowi adalah calon presiden terkuat dan memiliki elektabilitas tinggi mengalahkan Prabowo. Jokowi juga sarat dengan prestasi banyak mendapatkan penghargaan di tingkat dunia.

Ini hanya persoalan bagaiman ke depan PKB mampu meraup suara yang besar. HTI memiliki anggota hingga jutaan dan tentunya berseberangan dengan pemerintah karena organisasi yang sedang tumbuh subur layaknya jamur di musim penghujan ini dibubarkan oleh pemerintah. Jika PKB mampu mendekati kelompok yang agresif memperjuangkan khilafah ini, tentu suara mereka akan masuk ke kantong-kantong PKB.

Terakhir, jangan heran juga kalau Cak Imin, mantan menteri minim prestasi berani mengkritik menteri Susi Pudjiastuti yang berhasil melawan illegal fishing di Indonesia dan mendapatkan pujian dari dunia internasional. Karena politik mirip-mirip marketing. Siapa brandingnya paling bagus dia akan berhasil.

Sumber

Tidak ada komentar:
Write komentar