Selasa, 08 Agustus 2017
Pak Prabowo Berguru Pada Pak Susilo Bambang Yudhoyono
Berita Dunia Jitu - Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019 masih jauh, namun riak-riak politik seputar pemilihan presiden 2019 semakin nyaring didengar. Elite-elite politik sibuk melakukan lobi-lobi, merancang jaringan koalisi, menyusun taktik dan strategi demi memuluskan perjalanan menuju hajatan akbar bernama Pemilihan Presiden 2019.
Atas nama pemilihan presiden pula sejumlah isu politik yang berorientasi menjegal lawan politik telah dikemas dan mulai dihembuskan secara perlahan-lahan. Salah satu isu yang lagi santer bicarakan akhir-akhir ini adalah isu PKI. Diprediksi, selain isu agama, isu PKI akan menjadi senjata ampuh untuk mematahkan langkah lawan politik.
Hajatan lima tahunan ini memang masih jauh, tetapi hawa politiknya sudah mulai dirasakan saat ini. Aroma-aroma kompetisi sudah tercium dan gelagat-gelagat setiap kandidat sudah bisa ditebak. Kesannya sudah tidak ada lagi kata rahasia, semuanya sudah transparan dan mudah ditebak. Gerak-gerik politik para elite di tanah air akhir-akhir ini menjadi tontonan menarik. Semisal diplomasi nasi goreng antara, “Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum Partai Gerindara Prabowo Subianto di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/7/2017) lalu”
Hajatan yang sempat mengundang tanya dari publik, tidak dipandang sebagai silaturahmi biasa, tetapi dibaca sebagai silaturahmi politik yang berorientasi untuk kepentingan jangka panjang yaitu Pemilihan Presiden 2019. Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Agus Hermanto menegaskan bahwa, “pertemuan ini akan bermanfaat besar bagi Prabowo guna menghadapi pilpres 2019”.
Sejalan dengan mimpi besar Prabowo yang berencana maju dalam bursa calon presiden 2019, pertemuan antara Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum Partai Gerindara Prabowo Subianto adalah ruang istimewah bagi Prabowo untuk berguru pada sang mantan orang nomor satu di Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang telah sukses menjabat sebagai presiden RI dua periode.
Menurut Agus Hermanto, “Prabowo dan SBY bisa bertukar pikiran terkait dengan rencana dan strategi politik untuk memenangi pemilian presiden mendatang. Paling tidak dengan cara-cara pak SBY dulu bagaimana menggalang dan menyusun kekuatan, bahkan mengusung koalisi.”
Melalui pertemuan istimwah ini, menunjukan Prabowo tidak mau kecolongan untuk yang kedua kali. Ia ingin lebih matang dalam menghadapi pemilihan Presiden pada tahun 2019. Prabowo sedang berusaha untuk melengkapi persiapannya menuju RI-1 dengan meminta petunjuk dan arahan dari sang mantan, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Pengalaman menang dua periode berturut-turut yang pernah di raih oleh petinggi partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendorong Prabowo untuk berguru pada sang mantan yang boleh dibilang sarat pengalaman. Pengalaman Susilo Bambang Yudhoyono dalam memenangkan Pemilu Presiden selama dua periode diharapkan bisa ditularkan kepada Prabowo Subianto.
Prabowo sadar, bahwa pemilihan presiden pada tahun 2019 adalah kompetisi bergengsi, pertarungan harga diri, popularitas dan ketokohan seorang kandidat presidan. Menjabat Presiden di Indonesia dengan multi partai politik dan kepentingan bukan perkara mudah. Ketatnya kompetisi menuju RI-1, membuat Prabowo lebih serius mempersiapkan diri jauh-jauh hari. Berguru pada sang mantan, mohon restu dan petunjuk, nasehat dan petuah yang banyak pada pendahulu, adalah modal yang dapat memuluskan perjuangan menuju RI-1.
Prabowo tidak ingin melangkah tanpa bekal pengetahuan yang memadai, strategi dan taktik yang minim, tanpa doa dan dukungan yang cukup, tanpa restu dari para pendahulu dan rakyat. Ia ingin merengkuh semuanya secara sempurna agar lenggang dalam “pendeklarasian menuju RI-1 pada bulan Oktober mendatang”.
Prabowo yakin bahwa ambisi tanpa restu dan dukungan adalah kesia-siaan. Bentuk dukungan tidak saja dilihat dari sisi finansial, popularitas, tetapi dukungan moral dan dukungan politik mayoritas menjadi kunci untuk membuka gerbang kesuksesan. Langkah Prabowo dalam rangka memuluskan perjalanan menuju RI-1, telah menuai partanyaan dan komentar-komentar dari publik. Sejalan dengan reaksi publik atas aksi Prabowo berguru pada sang mantan presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), muncul pertanyaan-pertanyaan menohok.
Apakah strategi politik Prabowo berguru pada sang mantan Susilo Bambang Yudhoyono menuju RI-1 sudah teapat? Atau ini sekadar upaya untuk mendongkrak popularitas di tengah kegaduhan politk di tanah air? Atau aksi diplomasi nasi goreng sebagai bentuk kegalauan Prabowo pasca pengesahan UU Pemilu oleh DPR beberapa waktu lalu? Jawabannya ada pada Susilo Bambang Yudhoyono dan Prabowo Subianto..
Sumber
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Write komentar