Rabu, 08 November 2017
Habis Bakar Sekolah Timbul Rumah Sarang Narkoba
Berita Dunia Jitu - Bertambah lagi jumlah kader-kader partai Gerindra yang menanam angin menuai badai dengan melakukan tindakan pidana yang melanggar hukum. Sebelumnya masyarakat telah mendengar berita yang sangat tidak bermoral dimana salah satu kader dan anggota dewan tingkat Provinsi dari partai ini menjadi dalang dari pembakaran sekolah di wilayah Palangkaraya. Kalimantan Tengah.
Polisi menyebut, anggota DPRD Kalimantan Tengah, Yansen Binti sebagai aktor utama pembakaran 7 sekolah dasar (SD). Anggota DPRD Kalteng dari Fraksi Gerindra ini mengkoordinir 7 anak buah dan sopir pribadinya untuk membakar sejumlah sekolah. Yansen Binti pula yang bertindak sebagai penyandang dana. Menurut polisi, aksi ini dilakukan untuk mendapatkan perhatian Gubernur Kalimantan Tengah, Sugianto Sabran, terkait pengadaan proyek.
Paling memalukannya beberapa hari yang lalu rumah pribadi penyalur aspirasi rakyat dijadikan sarang narkoba. Dimana dirumah tersebut diduga memperjualbelikan narkoba dan mewajibkan narkoba tersebut dipakai dirumah itu juga. Rumah tersebut adalah milik Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Bali bernama Jero Gede Komang Swastika (JGKS) merupakan kader partai Gerindra yang dapat kita katakan adalah anak buah Bapak Prabowo yang merupakan ketua umum partai tersebut.
Dalam penggrebekan memang pemilik rumah tidak berada didalam rumahnya tersebut, Menurut informasi yang penulis temukan dari portal berita media online, Pemilik rumah yang berinisial JGKS sebelum penggrebekan berlangsung sempat melarikan diri dari pintu belakang rumah tersebut. Sehingga dari hasil pengrebekan tidak menangkap langsung pemilik rumah.
Rumah berlantai dua milik politikus Gerindra Bali, Petugas mendapati adanya 6 ruangan khusus untuk pengguna atau pembeli memakai barang haram tersebut. 31 Paket sabu juga ditemukan lengkap dengan alat hisap atau bong, termasuk 1 senjata api dan 3 unit airgun. Kepolisian telah menetapkan 6 tersangka dan 31 saksi yang diperiksa.
Memang miris ketika seorang Wakil Ketua DPRD yang seharusnya menjadi panutan dari masyarakat bertindak tidak terpuji dan tidak layak untuk dimaafkan. Alasan penulis menyampaikan tidak layak dimaafkan karena jika terbukti dipengadilan si anggota dewan ini mengkehendaki adanya peredaran dan pemakaian narkoba dirumahnya. Kejadian tersebut merupakan kejadian yang buruk diakhir tahun ini.
Jika kita telaah dan berpikir secara logika dengan penggrebekan dirumah seorang anggota Dewan berinisial JGKS ini, Tidak akan mungkin tanpa sepengetahuan JGKS dirumahnya terjadi tindak pidana. Sudah jelas kegiatan peredaran narkoba dan fasilitas kamar khusus untuk pemakai narkoba yang disediakan tersebut. Menurut penulis dapat dipastikan sudah mendapatkan izin dari pemilik rumah tersebut.
Ditambah lagi bahwa Wakil Ketua DPRD Bali kader partai Gerindra ini telah pernah dites urine oleh pihak BNNP Provinsi Bali terbukti memakai Narkoba tetapi hanya diberikan sanksi rehabilitasi kala itu. Rekam jejak sudah menjadi bukti kuat bahwa JGKS adalah seorang pecandu narkoba dan mungkin belum taubat akan tindakan memalukannya.
Kala itu JGKS hanya diberi sanksi yang menurut penulis sangat ringan dan jelas tidak member efek jera yang maksimal. Ketika JGKS telah tercyduk dan diperiksa oleh pihak Kepolisian kuat dugaan penulis bahwa kader partai Gerindra ini belum melepas ketergantungannya terhadap narkoba.
Sedikit masukan dari penulis supaya kejadian seperti ini tidak terulang kembali, Setiap partai politik seharusnya memiliki sebuah program test urine untuk memeriksa secara rutin dan berjangka. Tes urine tersebut untuk memeriksa kader-kader apakah memakai narkoba atau tidak. Terutama kader-kader yang telah dipilih oleh rakyat untuk menjadi penyalur aspirasi di gedung Dewan.
Jika ketahuan terjebak dalam pekatnya kehidupan barang haram narkoba segera beri sanksi yang berat yakni dilakukan Pergantian Antar Waktu (PAW) lalu diganti oleh orang-orang yang memiliki kemampuan dan bersih dari narkoba. Setelah itu copot keanggotaan dan kepengurusan di partai tersebut paling terakhir adalah dijebloskan kedalam penjara. Karena jika Kepolisian yang mencyduk terlebih dahulu maka akan berdampak negatip terhadap partai tersebut.
Bagi sahabat pembaca bijaklah dalam menentukan pilihan siapa yang hendak kita jadikan untuk menjadi perwakilan di gedung Dewan. Mari kita belajar dari kejadian yang telah terjadi dimana yang sudah terpilih hanya berorientasi materi dengan menghalalkan segala cara untuk memperkaya diri bukan untuk membantu masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan kehidupannya.
Sumber
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Write komentar