Minggu, 29 Oktober 2017

Sumpah Pemuda di Mata Ahok, Bukan Sumpah Pribumi!

Sumpah Pemuda di Mata Ahok, Bukan Sumpah Pribumi!

Berita Dunia Jitu - Sumpah pemuda, salah satu tonggak utama dalam sejarah kemerdekaan Indonesia, merupakan sebuah sumpah yang terdiri dari tiga janji yang dirumuskan selama dua hari, yakni pada tanggal 27 dan 28 Oktober 1928, dalam sebuah pertemuan yang berada di Batavia.

Batavia adalah nama lama dari kota Jakarta. Pada kolonialisme Belanda, Batavia adalah sebuah kota, tempat para pemuda pemudi Indonesia, BUKAN Pribumi memilki satu visi, yaitu kecintaan akan tanah air Indonesia, bangsa Indonesia, dan bahasa Indonesia. BUKAN gurun Saudi, bangsa pribumi, dan bahasa Arab, Nies!

Banyak yang mengatakan saat ini bahwa Anies salah waktu menyebut istilah-istilah kebangkitan pribumi pada pidato pelantikannya. Ada beberapa teman yang mengatakan bahwa pidato Anies sangat kontekstual jika ia bicara pada saat kolonialisme Belanda. Namun rasanya hal tersebut sangatlah salah. Kalimat Anies tidak kontekstual dimanapun, justru cenderung bermain-main dengan kata-kata.

Jadi kesimpulan paling tepat, sebenarnya memang kalimat-kalimat provokatif itu tidak diucapkan dimana-mana. Jadi sudah terbantahkan, bahwa gubernur DKI Jakarta kontekstual jika bicara di jaman dulu, bukan jaman now. Orang itu tetap salah. Istilah sumpah pemuda sendiri tidak muncul dalam putusan kongres yang diadakan pada tanggal tersebut. Putusan kongres ini diberikan setelahnya.

Jika para pembaca ingin tahu bagaimana sejarah Sumpah Pemuda, Jakarta menyediakan sebuah Museum Sumpah Pemuda, yang terletak di jalan Kramat Raya no. 106. Museum Sumpah Pemuda ini adalah museum yang dikategorikan sebagai museum perjuangan kemerdekaan. Pengelola museum ini ada di bawah kementerian kebudayaan dan pariwisata RI, bukan kemendikbud.

Maka sudah dapat disimpulkan bahwa Anies tidak tahu sejarah ini, atau tidak mau tahu, dibuktikan dengan istilah pribumi yang diucapkannya pada saat pelantikan gubernur DKI Jakarta. Jika para pembaca ingin datang dan belajar sesuatu dari momen sumpah pemuda, silakan datang ke museum itu, mari kita berlomba-lomba untuk cerdas. Gedung yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1974, sampai sekarang masih kokoh berdiri.


Museum ini dibuka untuk umum setiap hari Selasa sampai Jumat dari pk 08.00 – 15.00, dan setiap hari Sabtu an Minggu pukul 08.00 – 14.00. Museum ini banyak koleksi yang berkaitan dengan sejarah sumpah pemuda pada tahun 1928 silam. Bangunan di Jalan Kramat ini adalah sebuah rumah berbentuk pondokan yang digunakan unutk pelajar dan mahasiswa yang awalnya dimiliki oleh Sie Kong Liong, yang jika dalam paradigma Mei 1998, bukanlah kategori pribumi, entah jika menurut Anies.

Gedung yang digunakan oleh Jong Java kebanyakan merupakan pelajar seolah pendidikan dokter Hindia alias Stovia dan sekolah tinggi hukum RHS (Rechts Hooge School), bukan HRS ya, kalau HRS itu sepertinya pribumi asli. Hahaha. Bangunan ini memiliki sejarah yang harus diakui, sebagai tonggak kemerdekaan Indonesia, jadi jangan sampai Anies katakan ini milik pribumi saja. Ini milik Indonesia. Jangan gunakan istilah-istilah yang tidak kontekstual lagi saat ini.

Sumpah pemuda ditulis dengan ejaan van Ophuysen atau yang kita kenal dengan ejaan yang belum disempurnakan.

Pertama. Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia. Kedoea. Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia. Ketiga.Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Sabar-sabar, siapa yang tidak mengerti kalimat di atas? Saya percaya banyak yang kesulitan membaca kalimat-kalimat di atas. Maka jika para kids jaman now tidak mengerti, saya akan ubah ejaannya menjadi ejaan yang sudah disempurnakan, demikian.

Pertama. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia. Kedua. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Ketiga. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Pernahkah istilah pribumi digunakan oleh anak bangsa? Sekali-kali tidak! Penggunaan pribumi digunakan pada era kolonialisme Belanda oleh kolonial, artinya digunakan oleh penjajah untuk menakut-nakuti orang yang dijajah. Jadi Anies mengatakan istilah pribumi di dalam posisi apa? Orang-orang yang terjajah atau… Asudahlah…

Lucunya, banyak yang bangga merasa diri sebagai pribumi, padahal kita semua ini siapa sih? Belajarlah dari Ahok! Ya kita semua ini adalah pemuda dan pemudi Indonesia, yang bertumpah darah satu, berbangsa satu, berbahasa satu, INDONESIA! Merdeka!

Sumber

Tidak ada komentar:
Write komentar