Rabu, 16 Agustus 2017

Teror Pembakaran 8 Sekolah Dan Gedung Pemerintah Di Palangkaraya

Teror Pembakaran 8 Sekolah Dan Gedung Pemerintah Di Palangkaraya

Berita Dunia Jitu - Gila! Benar-benar gila! Saya lebih berpikir ini biadad! Orang yang menjadi otak atau dalang dari pembakaran sebegitu banyak jumlah gedung Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Kejuruan juga beberapa gedung pemerintahan benar-benar orang gila! Dan ini sepertinya luput dari sorotan kita.

Semalam, saya melihat tayangan acara realitas di Metro TV yang menayangkan kejadian pembakaran sekolah-sekolah di Palangkaraya. Rekaman-rekaman kejadian kebakaran, lalu suara-suara pendapat para anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, pendapat Bapak Wali Kota, dan pandangan Polisi juga Kapolri, ditayangkan semalam. Saya terhenyak melihat bagaimana semua sekolah-sekolah itu dibakar habis. Membakar tempat beribu-ribu anak menuntut ilmu, membakar hasil kerja mereka, lalu meninggalkan keresahan orangtua dan masyarakat semuanya.

Yang mengerikan adalah pendapat satu dari anggota DPRD yang mengatakan, “Sepertinya pembakaran gedung-gedung sekolah dan gedung pemerintah itu hanya awal, semacam peringatan, sebelum teror yang sebenarnya dilaksanakan!”

Sepuluh menit sebelum acara selesai, ditayangkan 5 tersangka yang terbukti sudah melakukan pembakaran. Mereka mengakui bahwa aksi ini adalah suruhan seseorang dan mereka dibayar Rp 500.000 untuk membakar sebuah gedung sekolah. Dan seseorang itupun sudah diketahui identitasnya tapi masih dalam pemburuan. Polisi meyakini bahwa si pesuruh yang disebutkan oleh 5 orang inipun, hanya seorang perantara. Polisi masih terus mencari siapa orang yang berdiri dibelakang si perantara yang disinyalir juga sebagai menanam modal dari aksi pembakaran sekolah dan gedung pemerintah di Palangkaraya.

Masyarakat kota Palangkaraya sekarang bahu membahu melakukan penjagaan gedung-gedung sekolah yang masih berdiri. Mirisnya, satu cerita mengatakan bahwa pembakaran satu sekolah terjadi ketika si penjaga melangkah ke warung sebelah untuk membeli minuman dan ketika dia kembali, sekolah itu sudah terbakar.

Ini bukan kebakaran kecil. Ini benar-benar kebakaran besar yang menghabiskan seluruh bangunan. Beberapa sekolah yang memiliki CCTV tidak bisa mengharapkan hasil rekaman dari CCTVnya karena itu juga dibakar bersamaan dengan ruang kepala sekolah.

Peristiwa ini pertama terjadi pada Selasa (4/7) di SDN 1 Palangka. Selanjutnya kebakaran kembali terjadi di SD Negeri 4 Menteng di Jalan Thamrin, Jumat (21/7) pukul 13.00 WIB, disusul SD Negeri 4 Langkai di Jalan Ais Nasution, Jumat (21/7) pukul 15.00 WIB. Kemudian di SD Negeri 1 Langkai, terjadi pada Sabtu (22/7) pukul 02.00 WIB dan SD Negeri 5 Langkai di jalan Wahidin Soedirohusodo, Sabtu (22/7) pukul 03.00 WIB.

Tiga kebakaran terakhir terjadi di SDN 8 Palangka Raya pada Sabtu (29/7) sekira pukul 18.10 WIB. Selanjutnya, pada Minggu dini hari sekira pukul 03.00 WIB kebakaran kembali melanda SDN 1 Menteng yang mana pada kejadian ini sejumlah ruang sekolah SMK YPSEI Palangka Raya juga terdampak.

Tujuh sekolah ludes dibakar terjadi dalam 10 hari. Ada tujuh SD dan satu SMK. Para kepala sekolah, guru serta masyarakat semakin aktif meningkatkan kewaspadaan dengan melaksanakan jaga malam di lingkungan sekolah.

Satu sekolah yang dibakar, mungkin orang akan masih berpikir ini kebarakan karena kecelakaan bukan kesengajaan. Tapi 8 sekolah, 7 Sekolah Dasar dan 1 Sekolah Menengah Kejuruan juga gudung pemerintahan?? Ini asli kejahatan.


Logika, nurani, akal, hati, dan rasa kemanusiaan saya mengalami kesulitan untuk mencerna aksi pembakaran yang terjadi di Palangkaraya. Secara teori, saya bisa dengan gampang mengatakan bahwa pengorbanan sebuah perjuangan bisa sampai merenggut nyawa dan harta sudah bukan apa-apa. Dari dulu kita mendengar teriakan para pahlawan perjuangan, “Merdeka atau Mati”. Haruskah kita menyerah untuk memperjuangkan kebebasan bangsa ini dari kungkungan penjajahan mafia berdasi yang hanya memikirkan diri sendiri?

Kasus pembakaran delapan gedung sekolah di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, kini diusut oleh Badan Reserse Kriminal Polri dan Detasemen Khusus Antiteror. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya teror dari oknum tertentu. Menurut Tito, kasus ini akan segera disupervisi langsung kemudian ditangani Bareskrim bersama- sama dengan Polda Kalimantan Tengah dan densus antiteror. Tito berharap motif pembakaran tersebut segera terungkap..

“Ini juga jadi perhatian saya. Motifnya sampai saat ini, kan, belum diketahui pasti. Tetapi, yang jelas, Densus Antiteror, Bareskrim, akan membawa kasus ini ke mabes dan apabila sudah selesai akan kita kembalikan serta akan kita umumkan,” ujar Tito.

O p i n i   P e n u l i s

Melihat para OKNUM lebih memilih untuk membakar gedung sekolah, yang diharapkan mampu mencerdaskan anak bangsa, sepertinya apa yang sedang dia perjuangkan bukan lagi masalah keselamatan negara. Apalagi ada yang beropini mengatakan bahwa pembakaran ini adalah awal dan teror yang sebenarnya belumlah datang.

Mungkinkah ini bentuk aksi penolakan atas rencana pemerintah memindahkan Ibu Kota negara ke Palangkaraya? Tidak sejtuju itu BOLEH, tapi membakar sekolah atau gedung apa saja, BUKANLAH CARA mengungkapkan ketidak setujuan kecuali mereka mengajak perang dengan masyarakat setempat dan kita, bangsa Indonesia, akan mendukung perjuangan masyarakat Palangkaraya menghadapi teror ini walaupun hanya dengan do’a.

Kalaupun bukan ini alasan dibalik aksi pembakaran ini, tetap saja, terkutuklah para oknum yang melakukan kejahatan kemanusia dan kejahatan pendidikan.

Sumber

Tidak ada komentar:
Write komentar