Berita Dunia Jitu - Ada yang menarik yang disampaikan oleh Setya Novanto saat memberi sambutan dihadapan peserta workshop nasional Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) di Hotel Sultan, Jakarta pada hari Jumat (25/8/2017).
Setnov mengingatkan kader Golkar agar ikut mengawal dana desa. Pengawalan dapat dilakukan dengan cara sosialisasi aktif kepada masyarakat ihwal peruntukan dana desa. Dengan demikian penggunaan dana desa tepat sasaran dan tidak disalahgunakan atau dikorupsikan.
Ketua Golkar tersebut juga menjelaskan banyak kepala desa, jajarannya dan masyarakat tidak tahu peruntukan dana desa sehingga terjadi penyalahgunaan seperi dibelikan TV, laptop, HP, komputer, sepeda motor. dan lain-lain. Padahal tujuan penyaluran dana desa untuk kepentingan masyarakat dan pembangunan daerah.
Ketua DPR-RI ini menambahkan bahwa dana desa rawan disalahgunakan. Setnov memberikan contoh ada beberapa oknum kepala desa yang sudah ditangkap dan diperiksa oleh KPK akibat penyelewengan dana desa. Setnov kemudian meminta kader partai Golkar yang saat ini sedang menduduki kursi kepala daerah untuk mengefektifkan penyaluran dana desa dan berharap dana desa dapat membangkitkan perkembangan daerah. Jika daerah berkembang maka akan berkontribusi pada kesejahteraan rakyat dan kemajuan bangsa, kata Setnov.
Yang menarik dari sambutan ini bukan pesan positif Setnov tentang pemanfaatan dana desa, karena hal itu sudah menjadi tugas dan tanggung jawab ketua partai sekaligus ketua DPR. Namun yang menarik adalah Setnov mengajak masyarakat untuk tidak korupsi disaat dia menyandang status tersangka korupsi. Itu sama saja dengan penjahat ceramah di depan mimbar mengajak jema’ahnya untuk segera tobat.
Sebagaimana kita tahu bahwa saat ini Setnov menyandang status tersangka korupsi proyek pengadaan e-KTP. Sebelum itu dia sering diperiksa oleh KPK terkait indikasi keterlibatan dalam beberapa kasus korupsi, diantaranya yaitu suap PON Riau dan suap ketua MK Akil Mochtar namun selalu berhasil mengelak. Hingga kasus korupsi e-KTP, tak mampu lagi membuatnya berkilah hingga akhirnya menyandang status tersangka.
Kata-kata Setnov memang bijak tapi tidak dengan perilakunya yang busuk dan suka memperkaya diri sendiri. Orang-orang seperti ini banyak di negeri ini, diantaranya yaitu mereka yang mengatasnamakan agama untuk memperoleh kekuasaan dan uang.
Kondisi masyarakat Indonesia yang lebih emosional ketimbang rasional mudah dipengaruhi oleh sentimen agama, sehingga terjadi demokrasi yang tidak sehat. Siapa yang dapat memainkan isu agama atau kepercayaan dia akan memenangkan Pilkada.
Contoh lain orang-orang yang mencitrakan dirinya sebagai orang yang beriman dan taat tapi berhati busuk, yaitu Luthfi Hasan Isaak, mantan presiden PKS. Melalui partai ini LHI memanfaatkan jabatannya untuk melakukan tindakan korupsi. Padahal kita tahu bahwa PKS adalah partai yang berasaskan Islam.
Kejadian LHI rada mirip dengan Setnov menceramahi orang agar berbuat kebaikan, tapi dia sendiri justru berbuat sebaliknya. Atau dengan kata lain ingin mengubah orang tapi dia sendiri yang bejat. Biasanya orang banyak kasus tapi bertindak seolah-olah filsuf paling bijak sedunia adalah untuk menutupi aibnya sendiri.
Memang bicara tidak semudah melakukan. Butuh konsistensi untuk bisa menjadi pemimpin yang bersih. Bisa jadi Anas Urbaningrum waktu mahasiswa dulu bersih dari korupsi dan benci dengan sifat prilaku korup para pejabat. Namun, setelah menjabat ketua umum partai, kesempatan untuk korupsi terbuka lebar dan tidak mampu menahan hasrat untuk tidak korupsi. Hingga nafsunya sendiri yang menjatuhkannya ke dalam jurang kehinaan.
Beberapa kali Ahok mengutip kata bijak dari Abraham Lincoln, orang bisa saja hidup susah, namun jika ingin melihat karakter sejati seseorang beri dia kekuasaan. Pesan ini yang akhrinya menunjukkan karakter sejati Setya Novanto, Luthfi Hasan Isaak dan Anas Urbaningrum. Bahwa orang bisa saja berkata seperti iklan partai demokrat, katakan tidak pada korupsi. Namun tidak semua orang yang mengatakan hal tersebut mampu menahan diri untuk tidak korupsi.
Sumber
Tidak ada komentar:
Write komentar