Sabtu, 19 Agustus 2017
Mempertanyakan Tingkat Nalar Anies Baswedan?
Berita Dunia Jitu - Anies Baswedan sudah seperti kehilangan nalar. FPI sebagai ormas Islam radikal yang berpotensi akan dibubarkan disambutnya untuk menjaga kebhinekaan. Anies menjadi kehilangan arah pola pikir dan tingkat kesadaran intelektualitasnya nyungsep ke titik nadir. Semua itu akibat dan sebab kekuasaan. Pun publik tahu bahwa kemenangan Anies karena peran FPI.
Penyataan lucu ajaib Anies ini tentu sebagai balas jasa model perdagangan politik,politik dagang sapi yang selaku mewarnai gerakan mereka. Ini pun pada gilirannya menjadi bagian dari nafsu kekuasaan mereka. Jua, itu intrik gambaran politik gerakan Islam radikal dalam rangka menghadapi pilkada serentak 2018 dan pilpres 2019.
Sinergi FPI, Bumi Datar, Politikus Semprul
FPI sebagai organisasi massa yang jelas-jelas merusak kebhinekaan dan ketenangan kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. FPI selalu menekankan permusuhan, kekerasan, sweeping, demo-demo melawan kekuasaan sah, dan mengajak ke kehidupan segregatif. Itu gambaran FPI.
FPI dan kalangan Islam radikal hendak dijadikan dan menjadikan model cara meraih kekuasaan di Indonesia. Keberhasilan kelompok radikal, Islam radikal, memaksakan kehendak dengan kampanye ayat dan mayat, intimidasi masif, terstruktur, dan sistematis, akan digunakan di pilkada serentak 2018 dan Pilpres 2019.
Ormas semacam FPI pada gilirannya seharusnya dikeluarkan dari khasanah kehidupan di NKRI. Namun, sayangnya ormas ini dulu dipelihara selama 10 tahun kekuasaan SBY, seperti halnya HTI. FPI sebagai induk ormas radikal melahirkan anak-anaknya, atau sepupuannya, seperti FUI, GNPF-MUI. Masa pembiakan telah tiba. FPI bersama elemen ormas radikal lainnya kini menjadi sorotan. Dan, kini dipelihara oleh Anies dan para anteknya. Wah.
Hal yang paling unik muncul ketika terjadi sinergi antara kaum daster Arabia dengan kalangan kaum celana cungkring. Mereka menggabungkannya lagi dengan memakai sandal gunung dan tentu ciri fisik jenggot kriwis-kriwis dipaksakan tumbuh dengan olesan minyak telon, biar mirip orang Timur Tengah sana.
Strategi Nafsu Politik Islam Radikal
Pernyataan Anies yang terang-terangan mendukung FPI dan menjadi antek FPI karena merasakan manisnya kekuasaan, sungguh patut diperhatikan. Bukan hanya dari segi tingkat kenalarannya, kewarasannya yang hebat, namun juga dari segi lain yakni rencana kampanye Pilkada 2018 dan Pilpres 2019.
Karena dia adalah bagian dari gerakan Islam radikal dan politik ayat dan mayat yang populis. (Sementara matriks kekuatan Presiden Jokowi dan kaum pencinta Pancasila dan NKRI belum waktunya ditulis untuk keperluan pemetaan kekuatan internal. Kami akan membutakan strategi internal kita.)
Momentum ‘kemenangan’ Islam radikal di Pilkada DKI Jakarta telah membuat mereka justru akan menjalankan Plan B mereka. Bersama dengan parpol seperti Gerindra, PAN, Demokrat, partai agama PKS, mereka bersinergi demi meraih kekuasaan.
Dengan kegagalan memakzulkan Presiden Jokowi dan rancangan makar, teriakan revolusi yang didengungkan, pelepasan Ahok yang berkorban demi bangsa dan negara, kini mereka berusaha merebut kekuasaan di Pilkada Jabar dan daerah lain dengan model kampanye dan strategi seperti di DKI Jakarta.
Kini, dengan pernyataan konyol Anies, kaum Bumi datar, daster Arabia, kaum celana cingkrang, kelompok segregatif, Islam radikal, mendapatkan energi baru. Mereka bersorak-sorai meneriakkan kalimat-kalimat kebesaran Allah SWT, demi kekuasaan mereka. Demi kemenangan agenda mereka.
Dukungan ini akan dilanjutkan nanti dalam bentuk dukungan dana dari Anies dan para kroninya tentu. Pun sesungguhnya soal pendanaan selama SBY dan para kroninya mendukung maka tak menjadi masalah. Kekuatan mereka kini semakin membesar.
Anies dan Hilangnya Nalar Kebangsaan
Nafsu kekuasan telah mengubah seluruh nalar, akal budi, pikiran dan kecerdasan intelektual dan spiritual Anies, menjadi dangkal. Gebyar hedonisme kekuasan telah membuat segala cara ditempuh untuk memuaskan nafsu berkuasa; nafsu duniawi yang jauh dari niat untuk kebangsaan.
Maka pernyataannya hanyalah lips service untuk mengecoh pemerintah dan Presiden Jokowi yang bersikap tegas kepada kelompok Islam radikal. Ketegasan ini jelas membuat mereka ciut. Maka taktik menjadi ciut dan berpura-pura menyebut kebhinekaan, Pancasila, NKRI dari mereka tidak usah digubris. Mereka ngeper dan berusaha agar agenda mereka tertutupi.
Publik juga tak akan lupa perlakuan FPI terhadap Ahok yang secara konstitusional sebagai Gubernur DKI didemo, dikriminalisasi atas nama agama. FPI dan Anies kini menjadi bagian tak terpisahkan. Mereka kini bukan lagi menjadi antek. Mereka adalah sepasang kekasih yang merindukan kekuasaan kalangan Islam radikal di Indonesia.
Demi kekuasan, maka manusia berjudul Anies Baswedan yang aneh lucu aneh rakus kekuasaan dan hidup lagi itu, kini menjadi kehilangan nalar kebangsaannya. Dia tidak lagi bisa digadang menjadi bagian dari gerakan membangun bangsa Indonesia yang inklusif, toleran, dan memerangi teroris. Trik Anies ini tidak akan mengendorkan semangat mayoritas rakyat Indonesia menyingkirkan kaum radikal yang merusak NKRI. Salam bahagia ala saya.
Sumber
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Write komentar