Kamis, 24 Agustus 2017

Budi Waseso Memberantas Narkoba di Indonesia dengan Cara Gila

Budi Waseso Memberantas Narkoba di Indonesia dengan Cara Gila

Berita Dunia Jitu - Penempatan Budi Waseso atau yang sering disapa Buwas sebagai kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) dirasa sudah tepat. Visi Jokowi mewujudkan Indonesia bebas narkoba dikerjakan Buwas secara buas atau galak.

BNN ditangan Buwas memiliki prestasi yang gemilang. Buwas tak hanya menangkapi bandar dan pemakai narkoba tapi juga berupaya mencegah peredaran dan pemakaian narkoba melalui komunikasi, informasi dan edukasi ke seluruh wilayah di Indonesia, yaitu membentuk Satgas anti narkoba di seluruh Indonesia dengan peserta mencapai 19.854 orang, terdiri dari pelajar, mahasiswa, swasta, lembaga pemerintah dan lain-lain.

Tes urin intensif dilakukan dalam rangka mendeteksi pengguna narkoba. Setidaknya di tahun 2015- 2016 BNN telah melakukan tes urin kepada 186.533 orang, yang diantaranya terdapat 1.175 orang terbukti positif sebagai pengguna narkoba. Selain itu 705 orang masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan rawan narkoba juga dilatih.

BNN juga telah merehab puluhan ribu pencandu narkoba di seluruh Indonesia dan telah mengungkap ribuan kasus serta puluhan jaringan sindikat narkoba. Tidak kurang ribuan orang ditetapkan sebagai tersangka dan  tindak pidana pencucian uang yang terungkap mencapai miliaran rupiah. Sedangkan barang bukti yang disita mencapai tonan sabu, ratusan ribu butir ekstasi, 4 ton lebih ganja serta 60 hektar lebih lahan ganja.

Masuk akal jika pemberantasan narkoba di Indonesia mendesak untuk dilakukan, karena narkoba sudah meracuni generasi penerus bangsa. Beberapa kali presiden meminta BNN dan aparat kepolisian menindak tegas pengedar dan pemakai narkoba. Bahkan presiden memberi intruksi tembak ditempat pengedar narkoba dari negara asing yang melawan petugas.

Disamping itu, pemerintah juga melaksanakan hukuman mati terhadap bandar narkoba. Puluhan bandar narkoba meregang nyawa ditembus peluru senjata eksekutor dari Brimob. Hal ini banyak mendapat kecaman dari aktifits HAM dan negara asing, tapi tidak ada pilihan lain. Jika bandar narkoba tidak ditindak dengan tegas, upaya memutus mata rantai peredaran narkoba di Indonesia tidak akan berhasil.

Kita juga harus rasional bahwa, narkoba sangat merugikan masyarakat, bangsa dan negara. Dalam persaingan, tidak menutup kemungkinan negara lain mengedarkan narkoba ke Indonesia agar pemuda Indonesia mabuk, miskin dan loyoh. Sehingga tidak akan memenangkan persaingan serta SDA di Indonesia dapat dikuasai asing.

Melihat langkah Buwas dalam memberantas narkoba, teringat dengan Duterte, presiden Filipina. Duterte sangat keras terhadap pengedar narkoba di negaranya. Para pengedar ditembak mati tanpa proses pengadilan. Mayatnya kemudian digeletakkan di pinggir jalan jadi tontonan masyarakat. Duterte juga pernah menantang bandar narkoba untuk membunuhnya dengan mengatakan “Anda akan mati. Entah, anda membunuh saya atau saya membunuh anda”.


Setidaknya sudah 3.000 an lebih gembong narkoba tewas di tangan Duterte. Bahkan salah seorang Walikota yang notabene bawahannya ikut tewas ditangan aparat karena diduga terlibat narkoba dan kepemilikan senjata api.

Langkah tegas dan kejam Duterte banyak mendapat kecaman dari aktifits HAM dengan mengatakan Duterte penjahat kemanusiaan. Bahkan pemerintah Amerika dan PBB ikut mendesak Duterte untuk segera menghentikan aksi brutalnya. Namun Presiden Filipina ini tidak bergeming dan tidak peduli soal HAM.

Tindakan bengis dan ganas ini cepat membuahkan hasil, Setidaknya tidak kurang dari 500 ribu gembong narkoba yang menyerahkan diri kepada polisi. Kalau dilakukan secara konvensional, membengkuk 500 ribu bandar dan pemakai narkoba tentu butuh waktu yang lama dan dana yang tidak sedikit. Namun dengan tangan besi Duterte memerangi narkoba, mereka dengan sendirinya menyerahkan diri.

Pemberantasan narkoba di Indonesia dibawah komando Buwas tidak kalah gilanya dengan Duterte. BNN akan memborong 2.200 senjata api untuk menembak para gembong narkoba. Diawal akan membeli 1.800 pucuk pistol dan 400 pucuk senjata laras panjang. Disamping itu, akan dilengkapi dengan senjatan jenis lain, yakni senjata serbu dan sniper.

Senjata canggih (sniper) akan didatangkan dari Amerika dengan kelebihan memiliki akurasi bidikan hingga 1,6 km dan daya jelajah sampai 2,8 km. Senjata ini akan dipegang secara khusus oleh petugas BNN yang menghadapi bandar besar Narkoba yang juga memiliki senjata canggih. Sehingga saat memburu bandar narkoba tidak perlu mendekat, cukup dari jarak jauh.

Disamping itu Buwas juga akan menembak mati anak buahnya sendiri yang terlibat narkoba. “Apabila ada petugas saya yang nerima narkoba dan uang suap dari bandar narkoba, akan saya tembak mati, saya juga siap (ditembak),” kata Budi Waseso.

Sepertinya pertarungan antara BNN versus bandar narkoba akan semakin seru dan gila, lebih seru dari film American Gangster. Ayo jangan pakai narkoba kalau tidak jadi sasaran sniper BNN.

Sumber

Tidak ada komentar:
Write komentar