Sabtu, 28 Oktober 2017

Golkar Dukung Ridwan Kamil, Bagaimana Kader Andalannya, Dedi Mulyadi ?

Golkar Dukung Ridwan Kamil, Bagaimana Kader Andalannya, Dedi Mulyadi ?

Berita Dunia Jitu - Berita mengejutkan ! Golkar mengusung Ridwan Kamil (RK) sebagai calon Gubernur Jawa Barat 2018-2023. Kabar ini memang tidak disangka-sangka karena sebelumnya, Golkar digadang-gadang akan mengusung kader andalannya sendiri, Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi. Ada apa sesungguhnya ?

Seperti dilansir dari laman detik.com, Partai Golkar akhirnya benar-benar mendukung Ridwan Kamil maju dalam Pilgub Jabar 2018. Ridwan Kamil dipasangkan dengan kader muda Golkar, Daniel Mutaqien.

"Iya benar, Golkar memutuskan mendukung RK dengan Daniel," ujar Ketua Harian DPP Golkar Nurdin Halid kepada detik.com, Kamis (26/10/2017).

Nurdin juga menyanggah pernyataan Ridwan Kamil soal telepon. Nurdin menyebut Ridwan Kamil-lah yang menghadap dirinya. "Nggak nelepon, tapi RK menghadap saya," terang Nurdin.

Surat Keputusan (SK) Ridwan Kamil-Daniel Mutaqien, kata Nurdin, sudah keluar. SK-nya sudah ada, untuk urusan surat tanya sekjen (Sekjen Golkar Idrus Marham) saja itu baru," kata dia. Dengan demikian, Ridwan Kamil didukung empat parpol. Tiga parpol lainnya yang sudah mendukung Ridwan Kamil adalah NasDem, PKB, dan PPP.

Politik memang sangat dinamis. Tetapi mungkin kata-kata ini tidak tepat. Lebih tepatnya, politik tergantung kepentingan. Bahkan ada adagium, bahwa yang abadi dalam politik hanyalah kepentingan. Soal ideologi, nasionalis, religius, atau campuran di antara keduanya ternyata tidak terlalu berpengaruh. Hal ini terlihat dalam banyak Pemilihan baik di daerah maupun pusat.

Hal yang sama berulang di Jawa Barat. Sebagai provinsi paling padat penduduknya, Jawa Barat memang diperebutkan oleh berbagai pihak. Di Jawa Barat sendiri menurut survei terakhir ada beberapa nama yang terbilang menonjol dan menjadi jawara dalam survei-survei yang diadakan lembaga survey.

Berdasarkan hasil survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia, tingkat elektabilitas Ridwan Kamil masih unggul dibanding kandidat lainnya. Ridwan Kamil unggul dari Deddy Mizwar yang juga menjadi kandidat kuat di Pilgub Jabar 2018.

Hasil survei itu menunjukan elektabilitas Ridwan Kamil paling tinggi dibanding kandidat lainnya yaitu sebesar 14 persen. Urutan kedua ditempati Deddy Mizwar sebesar 5,9 persen, dibayangi Dede Yusuf dengan 3,7 persen, dan Dedi Mulyadi 3,1 persen (pikiran-rakyat.com).

Yang cukup mengejutkan, Golkar tidak jadi mengusung Dedi Mulyadi. Padahal, Dedi Mulyadi adalah kadernya yang cukup bersinar di Jawa Barat. Dedi Mulyadi berhasil membangun dan memercantik wajah Kabupaten Purwakarta. Dedi Mulyadi pun dikenal sebagai pemimpin yang kepedulian sosialnya tinggi. Ia selalu terdepan jika ada warga Jawa Barat yang terkena musibah atau yang butuh bantuan secepatnya, sementara kepala daerah yang lain selalu tertinggal langkahnya oleh Dedi.


Akankah Dedi Mulyadi didukung oleh partai lain di luar Golkar, dalam waktu dekat ini mungkin kita akan mendapat jawabannya. Tapi sungguh disayangkan jika potensi Dedi Mulyadi disia-siakan. Salah satu keunikan Dedi dibanding kandidat lainnya adalah komitmen Dedi terhadap toleransi dan keberagaman. Di daerahnya, Purwakarta, Dedi berhasil membangun hal ini. Maka kemudian tak aneh, Dedi selalu menjadi sasaran kelompok intoleran.

Seperti Ahok, Dedi kerap mendapatkan fitnah mengenai persoalan keyakinan. Jawa Barat dalam satu dasawarsa lebih seringkali mendapat julukan sebagai provinsi intoleran. Hal ini bukan semata tuduhan, tapi sudah dibuktikan oleh beberapa lembaga survey. Persekusi dan diskriminasi terhadap minoritas lebih sering terjadi di Jawa Barat ketimbang Provinsi lainnya di tanah air. Maka tidak aneh, Jawa Barat terdepan dalam persoalan intoleransi.

Belum ada sosok yang berani melawan intoleransi di Jawa Barat. Perkecualian untuk sosok Dedi Mulyadi. Ia seakan tidak takut dan melawan kaum intoleran serta sumbu pendek. Hal ini tidak ditemui dari calon pemimpin Jawa Barat lain. Jadi, sesungguhnya Jawa Barat membutuhkan sosok Dedi. Menurut hemat penulis, jika Dedi memimpin, praktek intoleransi dan kekerasan atas nama agama bakal berkurang drastis.

Dengan demikian sosok Dedi adalah sosok yang langka. Pemimpin daerah lain seringkali merasa takut dengan kelompok-kelompok intoleran. Mereka seakan kalah dan tidak bisa berbuat apa-apa menghadapinya. Apa yang justru mereka perbuat adalah menuruti agenda kelompok-kelompok intoleran dan malah ikut-ikutan mempersekusi kelompok minoritas di negeri ini.

Politik menurut teori klasik Aristoteles adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama. Semoga pilihan Golkar dengan memilih Ridwan Kamil tidak salah, dan bukan memikirkan kepentingan sesaat. Tapi seperti kata Aristoteles, untuk mewujudkan kebaikan bersama. Sebab, baik Ridwan Kamil atau Dedi Mulyadi sudah melakukan yang terbaik untuk daerahnya masing-masing.

Sumber

Tidak ada komentar:
Write komentar